Baca Juga: Ringan dan Tahan Gempa, Kayu Jadi Material Konstruksi Masa Depan
Ketujuh, berlatihlah bersama keluarga, sekolah, rekan kerja, dan lingkungan sekitar.
“Jika gempa kembali terjadi dalam hidup kita, semoga kita semua dapat selamat,” kata Rahma.
Segera Petakan Jalur Gempa
Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR dengan agenda Evaluasi Pelaksanaan APBN TA 2022 Dan Antisipasi Potensi Terjadinya Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) di Gedung Nusantara pada 22 November 2022. Salah satu bahasannya tentang gempa Cianjur M 5,6 tertanggal 21 November 2022.
Baca Juga: Ini Konsep Pemukiman Tahan Bencana di Wilayah Cincin Api
Atas bencana tersebut, Ketua Komisi V DPR Lasarus meminta BMKG aktif memetakan jalur gempa yang ada di Indonesia. Langkah itu untuk mengantisipasi siklus 20 tahun gempa serupa di Cianjur.
“Ini kan terjadi berulang. Saya baca di media juga menurut Presiden siklus 20 tahunan dan seterusnya. Menurut saya perlu dipetakan daerah-daerah yang dilalui lempengan ini,” kata Lasarus.
Dia juga mengingatkan soal pembangunan rumah di sekitar lokasi yang tidak sesuai standar. Ia berharap, setelah BMKG memetakan wilayah, pihak terkait bisa lebih memerhatikan dampaknya.
Baca Juga: Basoeki Hadimoeljono, Infrastruktur Tahan Gempa untuk Mitigasi Bencana
“Pemerintah nanti akan memberi roadmap kepada masyarakat yang ada di jalur gempa. Ketika mereka membangun rumah harus ada sisi-sisi teknis yang dipertimbangkan. Kalau tidak, masyarakat kekurangan informasi. Itu kesalahan kita. Itu harus kita perbaiki,” papar Lasarus.
Hasil pemetaan jalur gempa akan dibahas Komisi V dengan kementerian terkait, terutama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengambil langkah-langkah yang dipandang perlu sesuai dengan tupoksinya, terkait dengan konstruksi dan sebagainya.
Baca Juga: Sumber Gempa Dangkal Hari Ini Guncang Pulau Mentawai
Lasarus pun mengingatkan analisis terkait standar bangunan tahan gempa sudah lama ada yang dipelajari dengan teknologi. Namun banyak korban gempa di Cianjur yang tewas sehingga membuktikan standar yang kurang baik.
“Kalau melihat kejadian di Cianjur, rumah yang roboh-roboh itu memang rumah yang tidak memenuhi standar ketahanan gempa. Kalau rumah yang kokoh-kokoh, saya lihat cenderung masih bisa bertahan dengan goncangan kemarin,” papar Lasarus. [WLC02]
Discussion about this post