Wanaloka.com – Indonesia dipandang Amerika Serikat sebagai mitra strategis untuk menjalin kerja sama Bilateral Climate Change Working Group 2 (dua) Task Force on Natural Capital and Ecosystem Services. Menurut Advisor to the US SPEC John Kerry, Robert Blake, Pemerintah AS juga menyadari pentingnya hutan dan ekosistem karbon biru yang membantu untuk mengatasi perubahan iklim. AS percaya Indonesia dapat menjadi contoh positif bagi negara-negara lain tentang bagaimana menyeimbangkan pembangunan ekonomi, konservasi, serta peningkatan ekosistem.
“Salah satu contohnya, komitmen FOLU Indonesia yang kuat, termasuk Rencana Operasional 2030 Net Sink. Dan kemajuan yang dibuat Indonesia selama lima tahun terakhir untuk menurunkan laju deforestasi,” kata Robert Blake.
Ia menambahkan. AS ingin menjadi mitra kuat Indonesia untuk mengimplementasikan komitmen dan rencananya di bawah Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030.
Baca Juga: Pemerintah Klaim Rehabilitasi 600 Ribu Ha Lahan Mangrove atasi Perubahan Iklim
Lantas, apa saja yang telah dilakukan Indonesia versi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mencapai tujuan agenda iklim global, yaitu menahan kenaikan suhu global?
Berikut disampaikan Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar dalam sambutannya pada pertemuan Gugus Tugas 2, Kelompok Kerja Perubahan Iklim mengenai Natural Capital and Ecosystem Services: FOLU, Mangroves, and Ocean secara hybrid pada 3 Agustus 2022 lalu
Bahwa langkah-langkah perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di Indonesia telah dirancang dan dilaksanakan lebih dari tujuh tahun terhitung sejak akhir tahun 2014. Dan kini menunjukkan perubahan signifikan di sektor lingkungan hidup dan kehutanan.
Baca Juga: Walhi: Krisis Iklim dan Penangkapan Ikan Terukur Sebabkan Jumlah Nelayan Turun
Pertama, untuk memenuhi komitmen Paris Agreement, Indonesia meluncurkan “Indonesia’s FOLU Net Sink 2030”. Yakni sebuah kondisi yang ingin dicapai melalui pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan lahan, dimana tingkat penyerapan sama atau lebih tinggi dari tingkat emisi.
Sedangkan terkait pelaksanaan FOLU Net Sink 2030 Indonesia, telah disusun rencana operasional yang rinci dan menjadi dasar pelaksanaan langkah-langkah penurunan emisi GRK. Rencana operasional itu dituangkan dalam pedoman kerja atau manual yang sistematis dalam penanganan setiap kegiatan pemanfaatan hutan dan lahan. Antara lain kebakaran hutan dan lahan, deforestasi dan degradasi hutan, konservasi habitat, keanekaragaman hayati, pengelolaan gambut, dan mangrove.
Discussion about this post