“Kalau kita ketemu orang berbeda budaya misalnya, kita akan lebih mudah berkomunikasi dengannya jika menemukan hal yang sama. Anak-anak juga begitu,” jelas Titik.
Baca Juga: Puasa Bikin Tubuh Lemas dan Lapar? Coba Cek Menu Sahur Anda
Ketika ingin berbicara dengan mereka, yang harus dilakukan pertama kali adalah memastikan dia memperhatikan kita. Anda bisa menggunakan trik untuk memanggil namanya terlebih dahulu sebelum berbicara. Semisal, Atha, waktunya makan. Sangat tidak dianjurkan Anda memanggil namanya di akhir kalimat, seperti “waktunya makan, Atha”.
“Sebab, anak bisa kehilangan (lupa) pesan sebelumnya karena dia baru menyadari pesan tersebut diperuntukkan untuknya,” papar Titik.
Anda juga dianjurkan untuk melakukan kontak mata dengan si anak. Dan duduk di depan mereka agar posisi mata anda dengan si anak sejajar.
Kedua, gunakanlah kalimat pendek ketika berbicara dengan mereka.
Baca Juga: Penderita TBC Laten Tak Bergejala, Pemerintah Gelar Skrining Tahun Ini
“Usahakan ada jeda 6-10 detik antar satu kalimat dengan kalimat berikutnya. Kalau kita terburu-buru mengatakannya, mereka bisa jadi kacau. Mereka butuh 6-10 detik untuk memproses setiap kalimat,” tutur Titik.
Ketiga, gunakan petunjuk visual ketika berbicara dengan mereka. Lantaran meskipun anak-anak autis memiliki kekurangan dalam berbahasa, sebaliknya mereka mempunyai kelebihan dalam visualisasi. Mereka akan lebih cepat mencerna sesuatu ketika hal itu tampak oleh mata mereka.
“Kita ngomong makan mungkin mereka tak paham. Tapi kalau mereka melihat benda piring dan ada nasi disitu, (mereka akan berpikir) oh berarti ini makan. Kalau ini sering kita ulang-ulang (berbicara kepada mereka sambil memperlihatkan visual), lama-lama mereka bisa menangkap suara (bunyi) makan itu artinya makan. Ada makna aku bisa kenyang,” papar Titik. [WLC02]
Discussion about this post