Pembakaran diawali pada pukul 21.00 di Indisch Restaurant di utara alun-alun (sekarang BRI Tower). Mereka membakar bangunan penting di sekitar jalan kereta api dari Ujung Berung hingga Cimahi. TRI juga melakukan serangan ke wilayah utara diiringi kobaran api sepanjang 12 km dari timur ke barat. Bandung membara bak lautan api dan langit memerah mengobarkan semangat juang. Para pejuang bertekadd merebut Bandung kembali.
Baca Juga: Kisah Mark Zuckerberg hingga Raja Belanda Blusukkan ke Kampoeng Cyber
Untuk memperingatinya, dibangunlah tugu peringatan berupa Monumen Bandung Lautan Api di Lapangan Tegallega. Tak hanya monumen, ada juga 10 bukti atau stilasi di Bandung yang menandai jejak sejarah peristiwa Bandung Lautan Api. Sebagian ada bangunan yang masih tersisa, sebagian lagi tinggal cerita. Lokasi-lokasi itu diberi penanda berupa monumen batu berbentuk prisma segitiga.
Kepala Diskominfo Kota Bandung, Yayan A. Brilyana pun memaparkan ke-10 stilasi tersebut.
- Jalan Ir H. Juanda – Sultan Agung.
Stilasi berada di depan gedung bekas Kantor Berita Jepang “Domei” yang sudah ada sejak 1937. Di sanalah untuk pertama kali teks Proklamasi 17 Agustus 1945 dibaca oleh rakyat Bandung. Kali ini bangunan tersebut sebagai Kantor Bank BTPN.
- Jalan Braga
Berupa gedung Bank Jabar yang dahulu bernama Gedung Denis. Lokasinya di persimpangan Jalan Braga dan Jalan Naripan. Pada Oktober 1945, pejuang Bandung Moeljono dan E. Karmas merobek bendera Belanda di sana.
Baca Juga: Sejarawan UGM: Nama IKN Sebaiknya Tak Hilangkan Nilai Historis Budaya Asal
- Jalan Asia-Afrika
Berupa depan Gedung Asuransi Jiwasraya di Jalan Asia-Afrika atau di seberang Masjid Raya Jawa Barat. Gedung ini digunakan markas Resimen 8 yang dibangun pada 1922.
- Jalan Simpang
Stilasi berupa rumah di Jalan Simpang. Di sana dilakukan perumusan serta pengambilan keputusan pembumihangusan Kota Bandung. Komando untuk meninggalkan Kota Bandung pun dilakukan dari rumah ini. Rumah tersebut masih dalam bentuk aslinya dan digunakan untuk tempat tinggal.
- SD Dewi Sartika
Lokasinya tak jauh dari Jalan Oto Iskandardinata – Jalan Kautamaan Istri. Tepatnya di depan SD Dewi Sartika.
- Jalan Ciguriang
Berada di Jalan Ciguriang, sebelah pusat perbelanjaan Yogya Kepatihan. Stilasi berada dalam rumah yang juga Markas Komando Divisi III Siliwangi pimpinan Kolonel A.H. Nasution.
- Persimpangan Lengkong Tengah – Lengkong Dalam
Stilasi ini berada di persimpangan Jalan Lengkong Tengah dan Jalan Lengkong Dalam, tepatnya belakang kampus Universtas Pasundan. Tempat ini untuk bermukim masyarakat Indo – Belanda.
Baca Juga: Pakar Kehutanan dan Bank Dunia: Konsep Forest City IKN Perlu Partisipasi Masyarakat
- Jalan Jembatan Baru
Berada di Jalan Jembatan baru yang merupakan salah satu garis pertahanan pejuang saat terjadi pertempuran Lengkong.
- Jalan Asmi
Tepatnya di SD ASMI di Jalan Asmi. Bangunan utama gedung tidak banyak mengalami perubahan. Tempat ini digunakan untuk markas pemuda pejuang PESINDO dan BBRI sebelum terjadi peristiwa Bandung Lautan Api.
- Gereja Gloria
Berada di depan Gereja Gloria yang sebelumnya merupakan gedung pemancar NIROM untuk menyebarluaskan proklamsi kemerdekaan ke seluruh Indonesia dan dunia. Di seberang stilasi inilah terdapat Taman Tegallega yang menjadi lokasi tugu Bandung Lautan Api berdiri. [WLC02]
Sumber: bandung.go.id
Discussion about this post