Wanaloka.com – Hasil penelitian Tim Ground 2 Gass (G2G), bahwa pengembangan kombinasi kotoran sapi dengan ampas kopi di Desa Haurgombong, Kabupaten Sumedang berpotensi menjadi biogas. Mengingat limbah dua bahan organik tersebut melimpah di sana, namun belum termanfaatkan optimal.
Ampas kopi diketahui mengandung karbon tinggi, lignin, serta kadar air rendah, sehingga berpotensi besar menjadi bahan biogas. Tim G2G menekankan pentingnya menjaga keseimbangan rasio karbon dan nitrogen (C/N ratio), sebab kandungan kafein dalam kopi dapat menghambat kinerja bakteri penghasil metana.
Dari uji coba, penambahan 10 kilogram ampas kopi mampu meningkatkan kapasitas produksi biogas hingga mencukupi kebutuhan energi satu sampai dua rumah tangga per hari. Efisiensi ini diproyeksikan bisa menghemat biaya energi rumah tangga hingga Rp1,4 juta per tahun.
Baca juga: Kegempaan Meningkat, Tingkat Aktivitas Gunung Lokon Naik ke Level Siaga
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif dalam Excursion Project bertajuk “Sinergi dan Inovasi Energi: Biogas sebagai Solusi Berkelanjutan” yang digelar Proyek G2G, Minggu, 1 Juni 2025 di Auditorium CC Timur, ITB Kampus Ganesha.
Salah satu pertanyaan yang muncul terkait kemungkinan penyimpanan biogas dalam tabung seperti LPG. Tim menjelaskan bahwa hal tersebut memungkinkan, asalkan menggunakan tabung khusus bertekanan yang aman untuk distribusi.
Acara ini juga menghadirkan perwakilan dari PT Biogas Channel serta komunitas pemilah sampah Savionger Salman ITB yang berbagi praktik baik dalam pengelolaan limbah domestik sebagai bagian dari ekosistem energi hijau.
Baca juga: Integrasi Sistem Pangan dan Pertanian Rendah Karbon Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Discussion about this post