Kamis, 21 September 2023
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Copas, Kopi Herbal Tanpa Kafein dari Biji Pepaya

Menyeduh kopi ternyata bisa tanpa biji kopi, melainkan biji pepaya. Konon ada sederet manfaat untuk kesehatan dalam kandungannya.

Sabtu, 12 November 2022
A A
Hasil seduhan Copas, kopi biji pepaya dari mahasiswa KKN UNY. Foto uny.ac.id

Hasil seduhan Copas, kopi biji pepaya dari mahasiswa KKN UNY. Foto uny.ac.id

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Adalah Dukuh Karang Duwet, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang dikenal salah satu desa penghasil buah pepaya. Namun seperti konsumen pepaya umumnya yang hanya mengonsumsi daging buahnya. Warna daging buah yang jingga kemerahan, rasa manis, memiliki banyak air, dan memiliki kandungan nutrisi yang baik bagi tubuh, serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Di sisi lain, membuang bagian lainnya.

Padahal pepaya merupakan jenis tanaman perennial (menahun) yang memiliki banyak manfaat dari bagian batang, bunga, daun, buah, dan biji pepaya. Berangkat dari alasan itulah, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengedukasi masyarakat di sana untuk meracik biji pepaya menjadi kopi pada Oktober 2022. Mereka menamakan produknya kopi biji pepaya atau Copas (Coffee from Pepaya Seed). Peraciknya adalah Frederico Yohanes Weruin.

Ketua KKN UNY Dukuh Karang Duwet Listia Nur Ramadhani berharap masyarakat sadar manfaat biji pepaya, mengolahnya lalu menjadikan produk yang inovatif seperti Copas. Pengolahan biji pepaya menjadi Copas pun diharapkan dapat menunjang perekonomian masyarakat.

Baca Juga: Global Carbon Project 2022, Indonesia Penyumbang Emisi Terbesar Akibat Penggunaan Lahan

“Dan menjadi produk ikonik Desa Mranggen,” harap Listia.

Cara Membuat

Mahasiswa Prodi Kimia FMIPA UNY yang menjadi peracik Copas, Frederico Yohanes Weruin membeberkan bahan yang dibutuhkan hanyalah biji papaya. Sedangkan peralatan lain yang dibutuhkan adalah nampan, wajan, blender, sendok makan dan sendok teh, saringan, dan coffee bag.

Cara membuatnya adalah mengambil biji pepaya berwarna hitam dari buah pepaya matang yang telah dikupas. Biji-biji pepaya itu dicuci hingga kulit luarnya terkelupas. Kemudian letakkan biji yang sudah dicuci di atas nampan, dijemur di bawah terik sinar matahari selama 2-3 hari hingga kondisi biji menjadi kering.

Baca Juga: Serba Serbi KTT G20, Skenario Antisipasi Bencana Alam dan Non Alam

Barulah dilakukan penyangraian atau menggoreng tanpa minyak dengan api kecil selama sekitar 10 menit. Setidaknya hingga biji pepaya berubah warna menjadi coklat kehitaman dan memiliki bau seperti bau kopi yang khas. Kemudian dinginkan biji pepaya dalam suhu ruangan selama sekitar 30 menit.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: biji pepayaCoffee from Pepaya SeedKopikopi biji pepayakopi herbalkopi tanpa kafeinmahasiswa KKN UNY

Editor

Next Post
Salah satu proses pengambilan gambar untuk film kebun kopi Vorstlanden. Foto fib.uns.ac.id

Mengenal Sejarah Juragan Kebun Kopi Vorstenlanden Lewat Film

Discussion about this post

TERKINI

  • Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Budi Setiadi Daryono. Foto sustainabledevelopment.ugm.ac.id.Budi Setiadi: Teknologi AI Berperan Mengelola dan Melestarikan Sumber Hayati
    In Sosok
    Rabu, 20 September 2023
  • Ilustrasi kapal penangkap ikan. Foto moritz320/pixabay.com.Walhi: Ekonomi Biru Dorong Perampasan Ruang Laut di Indonesia, Ini Catatannya
    In Lingkungan
    Rabu, 20 September 2023
  • Pembukaan The 4th Workshop of Blue Carbon Hub Think Thank - IORA di Bali. Foto Dok. Kemenko Marves.Ekosistem Karbon Biru Diklaim Dukung Keberlanjutan Ekonomi Biru
    In News
    Rabu, 20 September 2023
  • Spesialis Kesehatan dan Konservasi Satwa Liar Universitas Syiah Kuala, Christoper Stremme DVM. Foto ildlife.usk.ac.id.Christopher Stremme: EEHV Jadi Penyebab Kematian Misterius Anak Gajah
    In Sosok
    Selasa, 19 September 2023
  • Bentrokan di Pulau Rempang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada Kamis, 7 September 2023, terkait proyek pembangunan kawasan Rempang Eco-City. Foto walhiriau.or.id.PSN Pulau Rempang, Ombudsman Sebut Ada Potensi Maladministrasi
    In News
    Selasa, 19 September 2023
wanaloka.com

©2022 Wanaloka Media

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Wanaloka.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2022 Wanaloka Media