Wanaloka.com – Sebuah film dokumenter berjudul Memori Dezentje dan Wirausaha Kopi Nangka digarap Laboratorium Vorstenlanden Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada Oktober 2022 lalu. Film tersebut mengkampanyekan sejarah. Pengambilan footage awal dilakukan bersamaan dengan kegiatan praktikum penelitian sumber sejarah lisan Mahasiswa Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS semester V di Desa Perkebunan Kopi Banyuanyar, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Koordinator pembuatan film, Tundjung Wahadi Sutirto menjelaskan, kegiatan praktikum tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi tentang perkebunan Vorstenlanden pada masyarakat umum.
“Pembuatan film ini menjadi penting sebagai media pembelajaran sejarah dan informasi bagi pengembangan industri pariwisata di wilayah Surakarta dan sekitarnya yang dulu merupakan wilayah Vorstenlanden,” tutur Tundjung.
Baca Juga: Copas, Kopi Herbal Tanpa Kafein dari Biji Pepaya
Film tersebut mengisahkan tentang sejarah industri kopi masyarakat di sana dengan memori Johanes Agustinus Dezentje. Ia adalah pengusaha perkebunan di Vorstenlanden era kolonial awal abad ke-19 di wilayah Ampel, Boyolali. Ia menjadi pengusaha Belanda terkaya di Jawa masa itu. Bahkan makam Agustinus Dezentje juga ada di Situs Kerkhof Ampel, Boyolali.
Film yang mengambil genre dokumenter tersebut akan berpusat pada cerita perjalanan Agustinus Dezentje. Sepak terjang sejarahnya dibeberkan secara rinci oleh Warin Darsono Dezentje yang masih memiliki hubungan darah dengan Agustinus Dezentje.
Baca Juga: Global Carbon Project 2022, Indonesia Penyumbang Emisi Terbesar Akibat Penggunaan Lahan
Selain Warin, juga mengundang Eko Budi Suroso yang merupakan owner Omah Kopi Ngemplak. Harapannya, pembuatan film serupa dapat dilanjutkan di wilayah perkebunan lainnya di Vorstenlanden.
Kisah Agustinus Dezentje
Berdasarkan buku “Djocja Solo, Beeld van Vorstenlanden” karangan Bruggen dan Wassing, keluarga Dezenjte adalah keluarga pemilik perkebunan yang disegani di wilayah Vorstenlanden. Kini biasa disebut dengan istilah “Solo Raya” yang meliputi Surakarta, Sragen, Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, dan Boyolali.
Baca Juga: Serba Serbi KTT G20, Skenario Antisipasi Bencana Alam dan Non Alam
Tanahnya hampir separuh wilayah Boyolali saat ini. Usaha perkebunan keluarga dirintis oleh Augustinus Dezenjte (1797-1839 ) pada tahun 1810-an. Sekaligus menjadi pionir perkebunan di tanah Vorstenlanden.
Discussion about this post