Kemudian kekeringan hidrologis yang dikategorikan berdasarkan kurangnya pasokan air. Baik air permukaan maupun air bawah permukaan. Tidak hanya ditinjau dari air di sektor pertanian, tetapi penggunaan air untuk keperluan domestik dan industri.
Baca Juga: Upaya Keluarkan Hutan Hujan Tropis Sumatera TNGL dari Daftar Dalam Bahaya UNESCO
Selain itu, ada lagi istilah kekeringan sosial ekonomi. Biasanya terjadi setelah terjadi kekurangan air untuk sektor pertanian dan sektor lainnya sehingga berdampak pada kehidupan aspek sosial dan ekonomi.
Bagaimana Pencegahannya?
Langkah mitigasinya dilakukan dengan pengelolaan air hujan yang jatuh sehingga dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau. Pengelolaan ini terbagi menjadi dua, secara teknis dan non teknis. Secara teknis, dapat dilakukan dengan vegetasi yang mampu menambah daya intersepsi, detensi, dan filtrasi.
Baca Juga: Kolaborasi Teknologi dan Seni Hasilkan Kaki Buatan yang Fleksibel
Bangunan yang diperuntukkan untuk retensi air hujan juga dapat diterapkan atau diistilahkan dengan rain water harvesting. Bangunan ini dapat berupa embung, kolam kecil, parit, atau waduk. Selain itu, juga dapat dengan memanfaatkan lubang biopori, sumur resapan, dan sumur injeksi. Maupun penerapan hujan buatan atau monitoring penggunaan air.
Sedangkan dari sisi non teknis berkaitan dengan regulasi dan budidaya masyarakat sehingga dapat melakukan konservasi air dari sisi penyimpanan dan penggunaannya.
“Banyak hal yang dapat dilakukan di tingkat individu hingga komunitas,” kata Asep. [WLC02]
Sumber: IPB University
Discussion about this post