Wanaloka.com – Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Zenzi Suhadi menyambut baik kerja sama Indonesia-Norwegia melalui MoU antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia dengan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia untuk mendukung capaian FOLU Net Sink 2030. Khususnya di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lain dengan mengurangi emisi dari deforestasi, degradasi hutan dan lahan gambut yang kaya karbon serta menyerap lebih banyak karbon melalui restorasi hutan, lahan gambut dan bakau. Harapannya, mampu dan menjadikan Indonesia sebagai negara maju yang memimpin penurunan emisi dari hutan dan penggunaan lahan.
“Tapi kerja sama untuk program ambisius itu efektif apabila menyasar lima hal,” kata Zenzi melalui siaran pers yang dilansir dari laman walhi.or.id.
Baca Juga: Sebelas Strategi Wujudkan FOLU Net Sink 2030 dan Kolaborasi Lima Kementerian
Pertama, penurunan deforestasi dengan mencabut izin-izin konsesi perusahaan di kawasan hutan serta melakukan moratorium izin perkebunan sawit dan tambang.
Kedua, percepatan pengakuan dan perlindungan wilayah kelola rakyat (WKR), baik di dalam maupun di luar kawasan hutan, serta di pesisir dan pulau-pulau kecil.
Ketiga, mendukung ekonomi rakyat yang tumbuh dengan menjaga atau memulihkan hutan dan lahan serta fungsi lingkungan.
Keempat, mengembalikan daya tampung alam dan menghentikan kejahatan kehutanan dan lingkungan dengan melakukan penegakan hukum.
Baca Juga: Target FoLU Net Sink 2030 Indonesia akan Didukung Teknik Silvikultur Intensif
Kelima, lahirnya kebijakan baru berupa UU tentang Keadilan Iklim serta pencabutan aturan dan kebijakan yang menjadi sumber perusakan lingkungan hidup di Indonesia.
Dorongan Walhi ini berdasarkan aporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (IGRK) 2017-2019, di mana sektor kehutanan dan tata guna lahan (forest and other land use/FOLU) masih menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca nasional tertinggi secara berturut-turut. Pada tahun 2017, sektor kehutanan dan tata guna lahan menyumbang emisi nasional sebesar 36 persen. Tahun 2018 sebesar 44 persen dan puncaknya pada 2019 sebesar 50 persen. Emisi sektor FOLU pada tahun tersebut setara dengan 924.853 Giga CO2eq.
Discussion about this post