Bedanya, tim peneliti mencoba beberapa variabel untuk mengetahui kondisi mana yang lebih efektif untuk digunakan. Salah satu variabelnya adalah penggunaan Gamahumat yang ditambah dengan pemberian nanosilika.
“Nanosilika ini bisa membuat batang tumbuhan bertahan lebih kuat,” terang Ferian.
Efeknya, nutrisi di tumbuhan terdistribusi lebih efektif dan tanaman lebih kuat dalam menghadapi hama dan perubahan cuaca ekstrem.
Baca juga: Pelaku Perdagangan Cula Badak Jawa di Ujung Kulon Batal Bebas
Selain itu, Dosen Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UGM sekaligus anggota Tim Peneliti Gamahumat, Cahyo Wulandari menyatakan bahwa kondisi tanah yang berhumat dapat menyimpan pupuk jadi lebih baik. Tingkat efisiensi tanah dalam menyimpan pupuk mencapai hingga 20-50 persen lebih baik.
“Pemberian Gamahumat juga disebut berpengaruh terhadap hasil panen,” kata dia, 28 April 2025.
Berdasarkan hasil pengamatannya, saat tanaman padi diberi pupuk NPK 100 persen serta ditambah Gamahumat dan nanosilika bisa meningkatkan jumlah bulir isi hingga 62 persen.
Baca juga: Bukan Lagi PSN, Pemerintah Seharusnya Hentikan Proyek Rempang Eco City
“Hasilnya masih perlu diteliti lebih lanjut di laboratorium. Jika ini dapat terwujud penggunaannya, biaya humat dapat ditekan dan mengurangi angka impor dari luar negeri,” imbuh dia.
Perwakilan PT Bukit Asam, Bagus Totok Purnomo mengapresiasi Gamahumat sebagai salah satu implementasi hilirisasi batu bara kalori rendah yang sedang didorong pemerintah. Perwakilan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Eko Budi Cahyono berharap hasil Gamahumat agar segera dikaji dan kemudian bisa dibawa ke kementerian untuk segera dikembangkan lebih lanjut. [WLC02]
Sumber: UGM
Discussion about this post