Lebih lanjut Daryono menerangkan, bahwa berdasarkan berbagai sumber yang dikumpulkannya, gempa Berau & Mangkalihat Kaltim M5,5 tadi malam mengingatkan pada peristiwa gempa besar yang terjadi di wilayah tersebut pada tahun 1921. Tepatnya tanggal 14 Mei 1921, terjadi gempa kuat di Kaltim dengan skala intensitas maksimum VII MMI alias kerusakan berat.
Gempa tersebut menyebabkan kerusakan di wilayah Sangkulirang dengan kerusakan terparah di Pulau Rending (Teluk Sangkulirang). Banyak rumah rusak di pulau ini, tepatnya di Kaliorang dan Sekurau.
Baca Juga: Deendarlianto, Kembangkan Penelitian Produk Hidrogen Hijau
Dampak gempa kuat itu mengakibatkan lubang bor menyemburkan air. Juga terjadi banyak rekahan tanah sepanjang 10 meter, lebar 20 cm dan kedalaman 2 meter. Dari rekahan-rekahan itu juga menyemburkan air bercampur pasir dan tanah liat.
“Itu menunjukkan terjadi likuifaksi,” kata Daryono.
Wilayah yang diguncang gempa mencapai radius 250 kilometer. Juga terjadi 10 guncangan gempa susulan yang kuat. Gempa tersebut dipicu sesar Sangkulirang (Sangkulirang Fault Zone) yang memicu tsunami dan kerusakan parah di Sekurau.
Baca Juga: Indonesia Rentan Perubahan Iklim, Pemerintah Masih Gunakan Batu Bara
“Menurut saksi mata, tsunami menggenangi jalan setinggi satu meter,” imbuh Daryono.
Warga pesisir lari ke dataran tinggi
Sementara berdasarkan laporan yang diterima Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa yang dirasakan selama 2 hingga 3 detik di Kabupaten Berau ini menyebabkan kepanikan di warga. Banyak warga keluar rumah untuk mencari tempat aman. Di pesisir pantai Batu Putih, beberapa warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi sebagai langkah antisipasi gempa susulan dan potensi tsunami.
“Meskipun BMKG telah mengonfirmasi bahwa gempa ini tidak menimbulkan potensi tsunami,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulis tertanggal 16 September 2024.
Baca Juga: IKN Mereplikasi Konsep Rehabilitasi Lahan Kritis Hutan Wanagama di Gunungkidul
Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai kerusakan bangunan maupun korban jiwa. BPBD Berau terus melakukan pemantauan dan memberikan edukasi kesiapsiagaan kepada masyarakat setempat, khususnya di wilayah pesisir.
BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap gempa susulan dan selalu mengikuti arahan petugas BPBD setempat. Masyarakat diharapkan segera memeriksa kondisi bangunan mereka, terutama struktur yang mungkin mengalami keretakan atau kerusakan akibat guncangan gempa. Bangunan yang rusak harus segera diperiksa lebih lanjut oleh pihak berwenang untuk memastikan keamanan. [WLC02]
Discussion about this post