Wanaloka.com – Hidrogen berpotensi menjadi bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil. Sebab energi yang dihasilkan bisa sangat besar tanpa menghasilkan jejak karbon atau limbah lingkungan.
“Hidrogen bisa menjadi pengganti bahan bakar pengganti bahan bakar di berbagai sektor, contohnya seperti sektor transportasi dan pembangkit listrik,” kata Peneliti hidrogen dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Deendarlianto saat ditemui di Laboratorium Mekanika Fluida FT UGM, Jumat, 13 September 2024.
Apalagi, seluruh negara Tengah berkomitmen untuk mendorong penggunaan energi baru dan terbarukan di tengah keterbatasan sumber energi minyak dan gas bumi. Apalagi bahan bakar fosil merupakan pemasok terbesar terhadap jejak karbon serta pencemaran lingkungan.
Baca Juga: Indonesia Rentan Perubahan Iklim, Pemerintah Masih Gunakan Batu Bara
Namun riset energi hidrogen di Indonesia belum banyak dikembangkan. Padahal di negara maju seperti di Amerika dan Eropa, riset dan aplikasi pemanfaatan energi hidrogen sudah sejak lama diterapkan.
Deen, demikian sapaan akrabnya menyampaikan bahwa penelitian terkait hidrogen yang dilakukannya bersama tim merupakan sebuah proyek kolaborasi yang dibiayai pemerintah serta beberapa pihak dari industri seperti PLN dan Pertamina. Proyek ini juga diikuti berbagai universitas dalammaupun luar negeri, seperti UI, ITS, NTU, serta universitas Groningen dari Belanda.
Dalam proyek kolaborasi ini, fokus utama dari penelitian adalah produksi green hydrogen yang merupakan jenis hidrogen yang diproduksi dengan cara ramah lingkungan.
Baca Juga: IKN Mereplikasi Konsep Rehabilitasi Lahan Kritis Hutan Wanagama di Gunungkidul
“Kami juga tengah memimpin program riset terkait metode penyimpanan dari hidrogen itu sendiri,” kata Deen.
Meski baru dalam tahap riset dan pengembangan, riset ini sudah menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Namun salah satu tantangan terbesar yang tim hadapi terkait penyimpanan hidrogen yang bisa dipastikan tidak boleh bocor atau keluar. Sebab jika hidrogen bertemu oksigen, maka dapat menimbulkan kerusakan yang tidak diinginkan.
Discussion about this post