Wanaloka.com – Gunung Semeru di Jawa Timur, malam tadi, Selasa, 2 April 2024, kembali erupsi. Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengingat masyarakat mematuhi zona aman, dengan mematuhi rekomendasi sehubungan dengan aktivitas Semeru berstatus Level III atau Siaga.
Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM, menyebutkan, erupsi Gunung Semeru berlangsung pada Selasa malam, pukul 23.08 WIB.
“Visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 99 detik,” isi laporan PVMBG.
Baca Juga: Aktivitas Erupsi Gunung Semeru Waspadai Awan Panas dan Aliran Lahar
Terkait status Semeru Level III dan aktivitasnya, Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM, Muhammad Wafid meminta masyarakat sekitar Gunung Semeru untuk mewaspadai awan panas, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai, lembah yang berhulu di puncak Semeru.
Wafid menegaskan aktivitas Semeru berupa erupsi, awan panas dan guguran lava masih terjadi, namun secara visual jarang teramati karena terkendala dengan cuaca yang berkabut.
“Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru. Material guguran lava dan atau awan panas yang sudah terendapkan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru, berpotensi menjadi lahar jika berinteraksi dengan air hujan,” tutur Wafid dalam siaran pers pada Jumat, 29 Maret 2024.
Baca Juga: Pencarian Dihentikan Tiga Korban Longsor Bandung Barat Belum Ditemukan
Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Semeru pada Level III (Siaga) Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat, pengunjung, wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Discussion about this post