Selasa, 3 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Happy Ferdiansyah, Stop Pelihara Burung Liar!

Permintaan pasar yang tinggi menyebabkan maraknya perburuan burung. Kondisi hutan yang menjadi lahan pertanian juga ancaman upaya pelestarian burung.

Selasa, 10 September 2024
A A
Dokter hewan Happy Ferdiansyah. Foto Dok. Pribadi.

Dokter hewan Happy Ferdiansyah. Foto Dok. Pribadi.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Saat ini, populasi burung di Alas Purwo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur terancam punah. Tercatat ada lebih dari 250 aneka burung yang hidup di Alas Purwo. Ada merak hijau, rangkong badak, elang-laut perut-putih, bangau tongtong, jalak putih, dan lain-lain. Pengamatan burung berfokus pada burung liar di alam bebas.

“Yang paling tinggi adalah ancaman perburuan. Biasanya, penyelamatan mamalia terlindungi dari perburuan hanya menemukan satu atau dua ekor. Sementara penyelamatan burung dari perburuan ilegal dapat mencapai minimal 100 ekor,” tutur dokter hewan Happy Ferdiansyah dalam kuliah tamu yang digelar Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Ilmu Alam Banyuwangi (FIKKIA), Universitas Airlangga (Unair) bertema “Eksplorasi Keanekaragaman Burung di Alas Purwo: Upaya Konservasi dan Pendidikan)”, Sabtu, 7 September 2024.

Sementara, Happy menduga tak sedikit para pejabat atau influencer yang memelihara burung yang dilindungi. Apalagi pejabat maupun influecer adalah orang-orang berpengaruh, termasuk bisa memengaruhi kondisi pasar.

Baca Juga: Dataran Dieng Diusulkan Jadi Taman Bumi Nasional untuk Mempelajari Panas Bumi

“Jika para pengikut mereka terpengaruh untuk memelihara burung, maka permintaan pasar semakin tinggi. Permintaan pasar yang tinggi menyebabkan maraknya perburuan burung,” kata dia.

Selain itu, terdapat ancaman secara alamiah terhadap burung liar di Indonesia.

“Meskipun burung bisa terbang, tetapi secara ekologis maupun psikologis burung lebih berkonsentrasi di wilayah yang vegetasinya masih padat,” imbuh Happy.

Baca Juga: Penelitian BRIN, Vaksin Mpox Terbatas sehingga Pakai Vaksin Cacar karena Mirip

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Alas Purwoburung liarKabupaten Banyuwangilembaga konservasipelestarian burung

Editor

Next Post
Pantai Ranjung Kelayang di Belitung.Foto Dok. Kemenparekraf.

Kaya Ragam Bebatuan, Bangka Belitung Punya Potensi Geowisata

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebun Raya Sriwijaya di Sumatera Selatan. Foto Dok. KRS.Kebun Raya Sriwijaya Menuju Laboratorium Hidup Ekologi
    In News
    Minggu, 1 Juni 2025
  • Lokasi longsor tambang galian C di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang terjadi pada 30 Mei 2025. Foto Dok. Kementerian ESDM.Longsor Tambang Gunung Kuda, Potensi Gerakan Tanah di Wilayah Cirebon Tinggi
    In Bencana
    Minggu, 1 Juni 2025
  • Ilustrasi daging kurban dibungkus daun jati. Foto kemenagsidoarjo.com.Solusi Penumpukan Sampah Plastik dan Limbah Hewan Kurban Saat Iduladha
    In News
    Sabtu, 31 Mei 2025
  • Suasana aktivitas di sekitar tambang galian C Gunung Kuda di Cirebon usai longsor, 30 Mei 2025. Foto Dok. BPBD Cirebon.Jumlah Korban Longsoran Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon Jadi 14 Jiwa
    In Bencana
    Sabtu, 31 Mei 2025
  • Tim gabungan melakukan evakuasi para korban yang tertimbun longsoran tambang galian C di Gunung Kuda, Cirebon, 30 Mei 2025. Foto Dok. BNPB.Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon Longsor, 10 Orang Tewas Tertimbun
    In Bencana
    Jumat, 30 Mei 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media