Wanaloka.com – Menahan lapar dan haus tidak semata-mata dapat dikatakan diet. Mengingat diet adalah mengatur pola makan untuk memperbaiki status gizi, mengontrol atau menurunkan berat badan. Salah satu jenis diet adalah intermittent fasting, yaitu metode mengatur pola makan dengan cara berpuasa selama beberapa waktu.
“Dan puasa Ramadhan menerapkan prinsip diet ini, karena ada polanya dalam mengatur pola makan,” ujar ahli gizi dan dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), Mahmud Aditya Rifqi.
Namun terdapat syarat dan ketentuan yang harus dipatuhi apabila ingin menjalankan puasa Ramadhan sekaligus diet sehat menurunkan berat badan. Yaitu, mengontrol diri saat sahur dan berbuka serta mengatur asupan. Bagaimana caranya?
Baca Juga: Pasien Diabetes Boleh Berpuasa, Asalkan Harus Perhatikan Kondisi Ini
Saat puasa Ramadhan, tubuh dilatih untuk mengonsumsi makanan secara teratur, yaitu saat sahur dan berbuka. Jika berbuka puasa dijadikan sebagai ajang balas dendam, yakni dengan mengonsumsi makanan berlebih hingga malam hari, maka tidak akan dapat mengurangi lemak dalam tubuh.
“Kalau malam ketika berbuka tidak berhenti makan, tidak akan mencapai tujuan (mengurangi berat badan),” kata Mahmud.
Saat menjalankan puasa, tubuh akan menahan makan dan minum lebih dari dua belas jam dalam sehari. Ada beberapa asupan yang perlu diperhatikan saat sahur dan berbuka. Pertama, minum air yang cukup, mengingat saat tak berpuasa pun manusia membutuhkan minum setidaknya 2-3 liter air dalam sehari.
Discussion about this post