Senin, 22 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Integrasi Sistem Pangan dan Pertanian Rendah Karbon Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Rabu, 3 September 2025
A A
Salah satu beras produk pertanian lestari yang dijual di Angkringan Karisma, Sabtu, 27 April 2024. Foto Pito Agustin Rudiana/Wanaloka.com.

Salah satu beras produk pertanian lestari yang dijual di Angkringan Karisma, Sabtu, 27 April 2024. Foto Pito Agustin Rudiana/Wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Sektor pertanian berkontribusi 10–12 persen dari emisi gas rumah kaca global, sehingga perlu integrasi antara sistem pangan dan pertanian rendah karbon. Transformasi pangan rendah karbon bukan hanya soal produksi, melainkan juga soal masa depan ekonomi, sosial, dan lingkungan Indonesia.

“Melalui forum ini, kami ingin melahirkan strategi konkret menuju pembangunan rendah karbon dan target net zero emission,” ujar Kepala Lembaga Riset Internasional Lingkungan dan Perubahan Iklim (LRI-LPI) IPB University, Prof. Rizaldi Boer dalam Workshop Integrasi Pendekatan Sistem Pangan dan Pertanian di Hotel Grand Melia, Jakarta, akhir Agustus lalu.

Acara yang digelar LRI-LPI bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan International Food Policy Research Institute (IFPRI) ini bertujuan menyusun strategi pertanian rendah karbon untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, sekaligus menghadapi tantangan perubahan iklim.

Baca juga: Raden Wisnu, Perdagangan Orangutan karena Alasan Ekonomi hingga Hutan Primer Berkurang

Perwakilan IFPRI, Angga Pradesha menambahkan workshop ini menjadi wadah untuk menjaring masukan bagi pengembangan kebijakan pangan nasional.

“IFPRI hadir untuk memastikan riset mendukung kebijakan yang berpihak pada petani dan ketahanan pangan,” imbuh dia.

Sementara itu, perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Puspita Suryaningtyas mengingatkan ancaman triple planetary crisis, yakni perubahan iklim, hilangnya biodiversitas, dan polusi. Ia menekankan perlu modernisasi pertanian, penguatan hilirisasi, serta pengelolaan food loss yang saat ini bisa mencukupi 45 persen kebutuhan pangan nasional apabila dikelola dengan baik.

Baca juga: Limbah Nikel dan Abu PLTU untuk Bahan Bangun Infrastruktur

Asisten Deputi Produksi Pangan dan Perubahan Iklim di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Fajar Nuradi menyoroti pentingnya strategi waste to energy dan kesejahteraan petani.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Emisi gas rumah kacaLRI-LPI IPB Universitynet zero emissionsrendah karbonsistem pangan dan pertanian

Editor

Next Post
Status aktivitas Gunung Lokon di Sulawesi Utara meningkat menjadi Siaga, 3 September 2025. Foto Magma Indonesia.

Kegempaan Meningkat, Tingkat Aktivitas Gunung Lokon Naik ke Level Siaga

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media