Sabtu, 12 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kantong Plastik Jadi Sampah Terbanyak dan Berbahaya, Ini Cara Mengatasinya

Kresek yang menjadi kantong serba guna yang dipakai sehari-hari ternyata merupakan limbah berbahaya bagi lingkungan. Perlu aturan untuk mengatasinya.

Jumat, 15 April 2022
A A
Ilustrasi sampah plastik. Foto RitaE/pixabay.com.

Ilustrasi sampah plastik. Foto RitaE/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Kantong plastik, seperti kresek menjadi barang yang mudah didapat, digunakan, sekaligus mudah dibuang menjadi sampah karena hanya sekali pakai. Di sisi lain, sampah plastik menimbulkan peningkatan pencemaran lingkungan dan berbahaya bagi lingkungan karena sulit terurai.

“Komponen sampah plastik dapat terpecah menjadi mikroplastik ataupun nano plastik yang bisa memengaruhi kualitas air bersih,” papar pakar pengolahan limbah padat dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) IDAA Warmadewanthi.

Bahkan berdasarkan penelitian ITS bersama Institute for Global Environmental Strategies (IGES) Jepang, sampah plastik yang masuk ke badan air pada tahun 2020 sampai 2021 hampir mencapai 32 persen.

Baca Juga: Gubernur di Jawa Disomasi, Gagal Urus Sampah dan Kualitas Air Sungai

“Komposisi sampah plastik sekali pakai adalah yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis sampah plastik lainnya,” ujar Warma.

Larangan Penggunaan Kantong Plastik

Surabaya dikenal sebagai kota terbaik dalam pengelolaan sampah. Namun sistem pengumpulan sampah dari 1.800 ton sampah per hari yang dihasilkan dan didominasi sampah plastik, menurut Warma juga belum mencapai 100 persen. Akibatnya, sampah tercecer dan memungkinkan sampah masuk ke badan air. Pencemaran menjadi lebih parah ketika sampah plastik sampai ke hilir, khususnya tepi sungai dan pantai, karena menyebabkan kematian bakau dan biota di sana.

Sampah plastik memang bisa didaur ulang. Namun, plastik sekali pakai memiliki persentase pemanfaatan yang sangat kecil sehingga tidak laku untuk didaur ulang dan harga jualnya rendah.

Baca Juga: KLHK: Validasi Proyek Karbon Hutan Tak Sesuai Aturan Harus Dihentikan

“Sampah plastik sekali pakai seperti kantong kresek, hampir tidak bisa digunakan kembali, padahal banyak,” kata Warma.

Kebijakan Pemerintah Kota Surabaya menetapkan peraturan mengenai larangan penggunaan kantong plastik per tanggal 9 April 2022 bisa menjadi alat efektif untuk mengurangi dampak limbah plastik sekali pakai. Selain itu ada metode pendukung lain, seperti bank sampah dan sosialisasi masyarakat untuk mendaur ulang.

Efektivitas peraturan akan sesuai dengan implementasinya apabila disertai pemantauan serta penegakan sanksi dan ketidakseimbangan yang tegas. Warma juga mengimbau masyarakat, khususnya generasi muda sebagai agen perubahan untuk turut serta mengampanyekan pengurangan sampah plastik sekali pakai.

Baca Juga: MA Tolak Kasasi JPU, Tiga Nelayan Pulau Pari Bebas

“Bersama-sama kita dukung pemerintah dengan turunan aturan tersebut,” tukasnya.

Daur Ulang Lewat Bank Sampah

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Bank sampahdaur ulangITSkantong plastikmikroplastikplastik sekali pakaisampah plastikSurabaya

Editor

Next Post
Ilustrasi macan tutul. Foto R_Francoeur/pixabay.com.

Menunggu Perkawinan Rasi-Slamet, IPB Aplikasikan Teknologi Pelestarian Spesies Langka

Discussion about this post

TERKINI

  • WHO Goodwill Ambassador for Leprosy Elimination, Yohei Sasakawa dan Menkes Budi Gunadi Sadikin berkunjung ke Sampang, Madura dalam program eliminasi kusta, 8 Juli 2025. Foto Dok. Kemenkes.Kusta Bukan Penyakit Kutukan, Kusta Bisa Disembuhkan
    In Rehat
    Kamis, 10 Juli 2025
  • Destinasi wisata di Danau Toba, Sumatra Utara. Foto Dok. Kemenpar.Konferensi Internasional Jadi Upaya Geopark Kaldera Toba Raih Kembali Green Card UNESCO
    In Traveling
    Kamis, 10 Juli 2025
  • Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Dietriech G Bengen. Foto Dok. Alumni IPB.Dietriech Geoffrey, Merkuri Masuk ke Perairan Lewat Limbah Industri hingga Keramba Jaring Apung
    In Sosok
    Rabu, 9 Juli 2025
  • Suasana konferensi pers soal gugatan SLAPP terhadap dua Guru Besar IPB University oleh PT KLM di YLBHI, 8 Juli 2025. Foto YLBHI.Bambang Hero dan Basuki Wasis Tak Gentar Hadapi Gugatan SLAPP Perusak Lingkungan di Pengadilan Cibinong
    In News
    Rabu, 9 Juli 2025
  • Pertemuan International Leprosy Congress (ILC) di Nusa Dua, Bali pada 7 Juli 2025. Foto Dok. Kemenkes.Menteri Kesehatan Janjikan Nol Kusta, Nol Disabilitas, Nol Stigma
    In News
    Selasa, 8 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media