Wanaloka.com – Karangsambung yang terletak di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah memiliki kekayaan geodiversitas, seperti formasi batuan purba, fosil, dan bentang alam yang memberikan wawasan tentang sejarah geologi Pulau Jawa. Karangsambung juga memiliki peran vital dalam penelitian geodinamika dan geosistem di wilayah tersebut yang menjadikannya sebagai salah satu situs penting dalam pengembangan geopark di Indonesia.
“Geosistem, geodinamika, dan geodiversitas adalah konsep penting dan saling berkaitan dalam studi ilmu kebumian,” jelas Periset Pusat Riset Sumber Daya Geologi (PRSDG) Balai Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Puguh Dwi Raharjo di hadapan mahasiswa Jurusan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Kamis, 17 April 2025.
Geosistem merupakan sebuah sistem yang terdiri dari berbagai komponen alam yang saling berinteraksi, seperti batuan, tanah, air, dan atmosfer hingga manusia. Dalam geosystem, berbagai proses alam seperti siklus air dan siklus batuan, bekerja bersama untuk membentuk ekosistem yang mendukung kehidupan.
Baca juga: Ada Keberlanjutan Ekonomi Masyarakat dari Dampak Konservasi Kekayaan Hayati
Sementara geodinamika mengulas lebih dalam tentang proses-proses internal bumi yang mempengaruhi struktur dan komposisi permukaan bumi, seperti tektonik lempeng, vulkanisme, dan gempa bumi.
“Proses-proses ini tidak hanya membentuk geosistem dan lanskap, tetapi juga berperan penting dalam evolusi bumi,” tambah dia.
Puguh menyebut salah satu contoh nyata dari konsep-konsep ini adalah geopark, sebuah kawasan yang dikelola untuk melestarikan dan memanfaatkan nilai geologi. Sekaligus mengembangkan potensi berbasis geosistem.
“Geopark tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk edukasi dan penelitian geologi, tetapi juga sarana untuk pemberdayaan masyarakat setempat,” ujar dia.
Baca juga: Anna Fatchiya, Program Adaptasi Dampak Perubahan Ikim Gagal Tanpa Libatkan Perempuan Petani
Dengan membahas konsep ini, ia berharap mahasiswa dapat memahami hubungan yang erat antara proses alam yang membentuk Bumi dan bagaimana manusia dapat memanfaatkannya secara berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, Dosen Geografi Universitas Siliwangi, Ely Satiyasih Rosali menegaskan bahwa geografi merupakan studi tentang alam dan persebarannya melalui relasi antara lingkungan dan aktifitas dan kualitas manusia. Tak heran, geografi sangat berkaitan dengan alam dan mencari penjelasan bagaimana tata laku subsistem lingkungan fisikal di permukaan bumi dan kaitannya dengan faktor fisikal dan sosial lingkungan.
Melalui studi lapangan untuk geografi fisik di Karangsambung, ia berharap mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata dengan melakukan observasi untuk mahasiswa semester satu. Juga untuk pemetaan (kartografi) di semester tiga.
Baca juga: Menolak Tambang, Masyarakat Adat Halmahera Timur Alami Represi Polisi
The Mother Earth of Java
Indonesia memiliki sejumlah geopark yang tersebar di beberapa daerah. Salah satu geopark yang berada di Pulau Jawa adalah Geopark Kebumen. Geopark ini memiliki luas daratan 1.138,70 kilometer persegi dan lautan 21,98 kilometer persegi. Di dalam geopark tersebut, terdapat 22 kecamatan dengan 374 desa.
Peneliti Pusat Riset Sumber Daya Geologi BRIN, Chusni Ansori menjelaskan, kawasan yang awalnya hanya 0,5 dari luas sekarang telah dilakukan penambahan. Sebab ada kawasan lindung geologi di bagian utara (Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung/KCAG) dan di bagian selatan (Kawasan Bentang Alam Karst Gombong Selatan/KBAK), sehingga perlu perluasan untuk meningkatkan manfaat ekonomi pembangunan berkelanjutan pada masyarakat.
Geopark Kebumen memiliki tiga geo trail. Trail berwarna hijau adalah trail ke arah Karangsambung, yang berbicara tentang the mother of Java. Untuk warna kuning (ke arah barat) bercerita tentang earth and human live. Kemudian geo trail yang berwarna ungu di bagian selatan kawasan tentang kehangatan wisata Kebumen (the warm of paradise).
Baca juga: Bulan Purnama, Waspada Potensi Banjir Rob di Pesisir Surabaya Hingga 5 Mei 2025
“Tiga trail ini menunjukkan kombinasi antara keragam geologi, biologi, dan budaya, dimana trail ke arah Karangsambung bercerita tentang The Mother Earth,” jelas Chusni dalam Seminar Geopark Mendunia di Kebumen ada 2023 lalu.
Di dalam The Mother of Earth memiliki sejumlah peristiwa geologi yang unik. Warna batuan yang bermacam-macam menandakan jenis batu yang berbeda-beda.
“Kelihatannya batu-batu itu indah semua. Namun jika kami bicarakan di dalam konteks geologi adalah the best evidence of tectonic theory in Southeast Asia,” kata dia.
Baca juga: Ada 15 Titik Semburan Lumpur Panas Muncul di Mandailing Natal
Oleh karena itu, Kawasan itu sudah dipakai untuk pendidikan geologi lapangan sejak 1964 yang sekarang berkembang menjadi beragam kegiatan edukasi kebumian dan geowisata.
Jika dilihat dari cerita geologi tentang batuan yang masuk ke kawasan lindung atau cagar dan juga sebagian masuk ke situs, maka dapat simpulkan bahwa Geopark Kebumen adalah tempat pertemuan antara lempeng Samudra Hindia dengan Benua Asia.
“Terjadi sekitar 119 juta tahun lalu diikuti pengangkatan, vulkanisme, dan pembentukan morfologi karst. Proses itu menghasilkan bentang-bentang alam dan batuan yang menarik,” ujar Chusni.
Baca juga: Gamahumat akan Diuji Coba untuk Memperbaiki Kesuburan Tanah di Lahan Bekas Tambang
Dia juga menunjukkan, Geopark Kebumen memiliki krakal atau air panas. Air panas ini bukan berasal dari vulkanik seperti air panas di Rinjani, Batur, dan Ijen.
Air panas di Geopark Kebumen adalah produk dari patahan dalam serta pengaruh gradian geotermal, sehingga menghasilkan suhu sekitar 38 hingga 39 derajat Celsius, dengan kandungan sulfur rendah dan tinggi garam.
“Sejak zaman Belanda, mata air panas krakal telah dipakai untuk penyembuhan,” imbuh dia.
Discussion about this post