Jumat, 27 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Karangsambung, Laboratorium Alam yang Rekam Sejarah Geologi Pulau Jawa

Kawasan Geodiversitas Karangsambung dikenal sebagai laboratorium alam geologi karena memiliki keragaman formasi batuan purba yang menjadikannya sumber pembelajaran penting bagi studi geografi fisik.

Sabtu, 3 Mei 2025
A A
Kawasan Konservasi Ilmiah Karangsambung di Kebumen, Jawa Tengah. Foto Dok. BRIN.

Kawasan Konservasi Ilmiah Karangsambung di Kebumen, Jawa Tengah. Foto Dok. BRIN.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Karangsambung yang terletak di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah memiliki kekayaan geodiversitas, seperti formasi batuan purba, fosil, dan bentang alam yang memberikan wawasan tentang sejarah geologi Pulau Jawa. Karangsambung juga memiliki peran vital dalam penelitian geodinamika dan geosistem di wilayah tersebut yang menjadikannya sebagai salah satu situs penting dalam pengembangan geopark di Indonesia.

“Geosistem, geodinamika, dan geodiversitas adalah konsep penting dan saling berkaitan dalam studi ilmu kebumian,” jelas Periset Pusat Riset Sumber Daya Geologi (PRSDG) Balai Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Puguh Dwi Raharjo di hadapan mahasiswa Jurusan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Kamis, 17 April 2025.

Geosistem merupakan sebuah sistem yang terdiri dari berbagai komponen alam yang saling berinteraksi, seperti batuan, tanah, air, dan atmosfer hingga manusia. Dalam geosystem, berbagai proses alam seperti siklus air dan siklus batuan, bekerja bersama untuk membentuk ekosistem yang mendukung kehidupan.

Baca juga: Ada Keberlanjutan Ekonomi Masyarakat dari Dampak Konservasi Kekayaan Hayati

Sementara geodinamika mengulas lebih dalam tentang proses-proses internal bumi yang mempengaruhi struktur dan komposisi permukaan bumi, seperti tektonik lempeng, vulkanisme, dan gempa bumi.

“Proses-proses ini tidak hanya membentuk geosistem dan lanskap, tetapi juga berperan penting dalam evolusi bumi,” tambah dia.

Puguh menyebut salah satu contoh nyata dari konsep-konsep ini adalah geopark, sebuah kawasan yang dikelola untuk melestarikan dan memanfaatkan nilai geologi. Sekaligus mengembangkan potensi berbasis geosistem.

“Geopark tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk edukasi dan penelitian geologi, tetapi juga sarana untuk pemberdayaan masyarakat setempat,” ujar dia.

Baca juga: Anna Fatchiya, Program Adaptasi Dampak Perubahan Ikim Gagal Tanpa Libatkan Perempuan Petani

Dengan membahas konsep ini, ia berharap mahasiswa dapat memahami hubungan yang erat antara proses alam yang membentuk Bumi dan bagaimana manusia dapat memanfaatkannya secara berkelanjutan.

Dalam kesempatan tersebut, Dosen Geografi Universitas Siliwangi, Ely Satiyasih Rosali menegaskan bahwa geografi merupakan studi tentang alam dan persebarannya melalui relasi antara lingkungan dan aktifitas dan kualitas manusia. Tak heran, geografi sangat berkaitan dengan alam dan mencari penjelasan bagaimana tata laku subsistem lingkungan fisikal di permukaan bumi dan kaitannya dengan faktor fisikal dan sosial lingkungan.

Melalui studi lapangan untuk geografi fisik di Karangsambung, ia berharap mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata dengan melakukan observasi untuk mahasiswa semester satu. Juga untuk pemetaan (kartografi) di semester tiga.

Baca juga: Menolak Tambang, Masyarakat Adat Halmahera Timur Alami Represi Polisi

The Mother Earth of Java

Indonesia memiliki sejumlah geopark yang tersebar di beberapa daerah. Salah satu geopark yang berada di Pulau Jawa adalah Geopark Kebumen. Geopark ini memiliki luas daratan 1.138,70 kilometer persegi dan lautan 21,98 kilometer persegi. Di dalam geopark tersebut, terdapat 22 kecamatan dengan 374 desa.

Peneliti Pusat Riset Sumber Daya Geologi BRIN, Chusni Ansori menjelaskan, kawasan yang awalnya hanya 0,5 dari luas sekarang telah dilakukan penambahan. Sebab ada kawasan lindung geologi di bagian utara (Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung/KCAG) dan di bagian selatan (Kawasan Bentang Alam Karst Gombong Selatan/KBAK), sehingga perlu perluasan untuk meningkatkan manfaat ekonomi pembangunan berkelanjutan pada masyarakat.

Geopark Kebumen memiliki tiga geo trail. Trail berwarna hijau adalah trail ke arah Karangsambung, yang berbicara tentang the mother of Java. Untuk warna kuning (ke arah barat) bercerita tentang earth and human live. Kemudian geo trail yang berwarna ungu di bagian selatan kawasan tentang kehangatan wisata Kebumen (the warm of paradise).

Baca juga: Bulan Purnama, Waspada Potensi Banjir Rob di Pesisir Surabaya Hingga 5 Mei 2025

“Tiga trail ini menunjukkan kombinasi antara keragam geologi, biologi, dan budaya, dimana trail ke arah Karangsambung bercerita tentang The Mother Earth,” jelas Chusni dalam Seminar Geopark Mendunia di Kebumen ada 2023 lalu.

Di dalam The Mother of Earth memiliki sejumlah peristiwa geologi yang unik. Warna batuan yang bermacam-macam menandakan jenis batu yang berbeda-beda.

“Kelihatannya batu-batu itu indah semua. Namun jika kami bicarakan di dalam konteks geologi adalah the best evidence of tectonic theory in Southeast Asia,” kata dia.

Baca juga: Ada 15 Titik Semburan Lumpur Panas Muncul di Mandailing Natal

Oleh karena itu, Kawasan itu sudah dipakai untuk pendidikan geologi lapangan sejak 1964 yang sekarang berkembang menjadi beragam kegiatan edukasi kebumian dan geowisata.

Jika dilihat dari cerita geologi tentang batuan yang masuk ke kawasan lindung atau cagar dan juga sebagian masuk ke situs, maka dapat simpulkan bahwa Geopark Kebumen adalah tempat pertemuan antara lempeng Samudra Hindia dengan Benua Asia.

“Terjadi sekitar 119 juta tahun lalu diikuti pengangkatan, vulkanisme, dan pembentukan morfologi karst. Proses itu menghasilkan bentang-bentang alam dan batuan yang menarik,” ujar Chusni.

Baca juga: Gamahumat akan Diuji Coba untuk Memperbaiki Kesuburan Tanah di Lahan Bekas Tambang

Dia juga menunjukkan, Geopark Kebumen memiliki krakal atau air panas. Air panas ini bukan berasal dari vulkanik seperti air panas di Rinjani, Batur, dan Ijen.

Air panas di Geopark Kebumen adalah produk dari patahan dalam serta pengaruh gradian geotermal, sehingga menghasilkan suhu sekitar 38 hingga 39 derajat Celsius, dengan kandungan sulfur rendah dan tinggi garam.

“Sejak zaman Belanda, mata air panas krakal telah dipakai untuk penyembuhan,” imbuh dia.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BRINgeopark KarangsambungKabupaten KebumenKarangsambunglaboratorium alamThe Mother of Earth

Editor

Next Post
Guru Besar Bidang Ilmu Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair, Prof. Lilis Sulistyorini. Foto Dok. PKIP Unair.

Lilis Sulistyorini, Risiko Kesehatan Akibat Mikroplastik adalah Nyata dan Terukur

Discussion about this post

TERKINI

  • Lahan proyek food estate yang memakan lahan hutan. Foto Dok. Greenpeace.Komisi IV DPR Janji Undang Aktivis Lingkungan untuk Bahas UU Baru Kehutanan
    In News
    Kamis, 26 Juni 2025
  • Patroli tim Manggala Agni pasca kebakaran hutan di TNTN, Mei 2025. Foto TNTN.Walhi Riau Ingatkan Penertiban Taman Nasional Tesso Nilo Jangan Represif dan Militeristik
    In Lingkungan
    Kamis, 26 Juni 2025
  • Bentrokan di Pulau Rempang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada Kamis, 7 September 2023, terkait proyek pembangunan kawasan Rempang Eco-City. Foto walhiriau.or.id.Seruan Tokoh Lintas Agama, Tolak PSN yang Merusak Lingkungan dan Menggusur Rakyat
    In Lingkungan
    Rabu, 25 Juni 2025
  • Proses evakuasi wisatawan asal Brazil, Juliana Marins dengan tali lifting, 24 Juni 2025. Foto Basarnas.Jenazah Wisatawan Brazil Telah Dievakuasi dari Danau Segara Anak Gunung Rinjani
    In Traveling
    Rabu, 25 Juni 2025
  • Otter atau berang-berang. Foto KnipsKaline/pixabay.Satwa Langka Kucing Merah Kalimantan dan Otter Civet Muncul Kembali
    In Rehat
    Selasa, 24 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media