Rabu, 12 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Lilis Sulistyorini, Risiko Kesehatan Akibat Mikroplastik adalah Nyata dan Terukur

Penemuan telah menunjukan, bahwa partikel mikroplastik banyak terdapat dalam darah, paru-paru, plasenta, bahkan jaringan tubuh manusia dengan ukuran rata-rata 14 mikrometer.

Sabtu, 3 Mei 2025
A A
Guru Besar Bidang Ilmu Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair, Prof. Lilis Sulistyorini. Foto Dok. PKIP Unair.

Guru Besar Bidang Ilmu Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair, Prof. Lilis Sulistyorini. Foto Dok. PKIP Unair.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Dalam orasi ilmiah Pengukuhan Guru Besar berjudul “Pengendalian Pencemaran Mikroplastik: Melindungi Lingkungan dan Kesehatan Manusia”, Guru Besar Bidang Ilmu Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), Prof. Lilis Sulistyorini menyoroti bagaimana mikroplastik mencemari ekosistem utama. Baik di udara, laut, dan tanah sehingga menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan manusia.

“Mikroplastik bukan lagi sekadar limbah tak kasat mata. Partikel ini telah ditemukan dalam tubuh manusia, mulai dari saluran pencernaan, paru-paru, hingga plasenta. Risiko kesehatannya bukan spekulasi, tapi nyata dan terukur,” ungkap dia, Kamis, 24 April 2025.

Ancaman multi-ekosistem

Dalam ekosistem atmosfer, mikroplastik bertransportasi melalui angin, terdeposit di wilayah terpencil, bahkan terhirup oleh manusia. Proyeksi atmosferik menunjukkan partikel ini membawa senyawa kimia berbahaya, memperkaya gen resistensi antibiotik, dan berpotensi mempengaruhi pembentukan awan serta pola hujan global.

Baca Juga: Karangsambung, Laboratorium Alam yang Rekam Sejarah Geologi Pulau Jawa

Sementara di laut, mikroplastik terakumulasi dalam organisme perairan melalui proses bioakumulasi dan biomagnifikasi.

“Serat mikroplastik menjadi bentuk paling dominan yang ditemukan di pesisir. Ini mengancam populasi ikan dan berdampak pada keamanan pangan laut kita,” papar dia.

Di daratan, mikroplastik mengubah sifat fisik dan kimia tanah, menurunkan kesuburan, serta mengganggu produktivitas pertanian. Penelitian telah menunjukkan bahwa partikel mikroplastik juga merusak struktur tanah dan mengurangi kualitas lingkungan hidup secara umum.

Baca Juga: Ada Keberlanjutan Ekonomi Masyarakat dari Dampak Konservasi Kekayaan Hayati

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: FKM Unairkesehatan manusiamikroplastikProf. Lilis Sulistyorini

Editor

Next Post
Ilustrasi kopi tubruk. Foto sifa2002/pixabay.

Apa Rahasia Seduhan Kopi Tubruk Terasa Lebih Nendang?

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Peringatan BMKG, Cuaca Ekstrem Sepekan Ini
    In News
    Senin, 10 November 2025
  • Ilustrasi ancaman perubahan iklim bagi masa depan anak. Foto Pexels/pixabay.comJejaring CSO Ajak Anak Muda Pantau Negosiasi Solusi Iklim Indonesia di COP 30 
    In News
    Minggu, 9 November 2025
  • Berperahu menuju Pulau Pamujan di Desa Domas, Kabupaten Serang, Banten. Foto Dok. ITB.Pulau Pamujan, Punya Tutupan Mangrove Asri Tetapi Terancam Abrasi
    In Traveling
    Minggu, 9 November 2025
  • Dosen ITB, Andy Yahya Al Hakim, memberikan sosialisasi di Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen, 15 September 2025. Foto Tim PPM/ITB.Sumber Air Sekitar Kawah Ijen Tercemar Fluorida, Gigi Warga Kuning dan Keropos
    In IPTEK
    Sabtu, 8 November 2025
  • Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Utusan Khusus Presiden Indonesia Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo dan Menteri KLH/BPLH Hanif Faisol Nurofiq di Forum COP 30 di Belem, Brasil. Foto Dok. KLH/BPLH.Klaim dan Janji-janji Indonesia di Forum Iklim Global COP30 Belém
    In Lingkungan
    Sabtu, 8 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media