Wanaloka.com – Indonesia menjadi lintasan migrasi bagi banyak raptor. Namun, kerusakan habitat dan perburuan ilegal telah mengancam keselamatan raptor tersebut.
Menurut Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University, Prof. Syartinilia diperlukan manajemen lanskap terintegrasi yang menggunakan paradigma ekologi lanskap. Ekologi lanskap memungkinkan integrasi yang komprehensif dari struktur, fungsi, dan perubahan lanskap, dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi interaksi ekologis.
“Paradigma tersebut mengombinasikan struktur lanskap dengan manajemen multi-skala, menghubungkan fungsi lanskap dengan manajemen lintas-batas, manajemen yang adaptif pada perubahan, dan manajemen yang menggabungkan unsur-unsur tersebut untuk mencapai integritas lanskap yang berkelanjutan,” papar Syartinilia dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University pada 5 Juni 2024.
Baca Juga: Foto Jurnalis Regina Safri Tularkan Virus Peduli Alam di 16 Kota
Berdasarkan perilaku, raptor terbagi menjadi dua kelompok. Pertama, raptor yang menetap (endemik), seperti elang jawa (Nisaetus bartelsi). Kedua, raptor yang bermigrasi seperti sikep-madu asia (Pernis ptilorhynchus).
Pada kasus elang jawa diterapkan pendekatan multi-skala untuk memahami struktur lanskap dengan fokus pada patch habitat pada skala mikro, meso dan makro. Temuan terbaru menunjukkan keberadaan patch habitat elang jawa di dataran rendah mengalami penurunan yang tidak terdeteksi sebelumnya.
“Penurunan luas habitat potensial elang jawa disebabkan degradasi hutan dan dampak perubahan iklim serta aktivitas manusia. Proyeksi tahun 2050 menunjukkan kemungkinan penurunan luas habitat potensial elang jawa yang signifikan,” ungkap Syartinilia.
Baca Juga: Rina Mardiana, Informasi PSN Rempang Ecocity Tak Transparan
Ia menyebut sikep-madu asia sebagai raptor yang bermigrasi dan memiliki peran penting sebagai indikator kesehatan ekosistem global. Perubahan iklim mengancam habitat dan jarak migrasi sikep-madu asia berdasarkan model proyeksi menunjukkan penurunan luas habitat di masa depan.
Jadi penting ada adopsi paradigma terintegrasi dalam manajemen lanskap untuk mengatasi konflik manajemen konvensional dan menjaga integritas lanskap. Konservasi habitat dan pemahaman lebih lanjut tentang perubahan lanskap menjadi bagian penting dari strategi konservasi untuk spesies raptor, baik yang endemik seperti elang jawa maupun yang bermigrasi seperti sikep-madu asia.
Konservasi Dugong dan Kelelawar
Discussion about this post