Senin, 22 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kata Guru Besar IPB University Soal Konservasi Raptor, Dugong dan Kelelawar

Konservasi juga diperlukan bagi satwa liar, yakni hewan yang hidup bebas di alam dan perlu dilindungi.

Rabu, 26 Juni 2024
A A
Elang jawa di hutan Wanagama, Gunungkidul. Foto Wanaloka.com.

Elang jawa di hutan Wanagama, Gunungkidul. Foto Wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Konservasi juga diperlukan bagi satwa liar, yakni hewan yang hidup bebas di alam dan perlu dilindungi. Salah satu satwa liar yang dimaksud Guru Besar tetap Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, Prof. Aryani Sismin Satyaningtijas adalah dugong dan kelelawar.

Baca Juga: Api Abadi Tanjung Api dan Mata Air Panas One Pute di Sulawesi Tengah Mengandung Hidrogen Alami

Ia menjelaskan satwa liar seperti dugong dan kelelawar perlu dilindungi karena ada ancaman keberlangsungan hidup yang berdampak pada penurunan populasi, perburuan ilegal, perubahan iklim, kerusakan lingkungan dan kejadian penyakit. Satwa liar juga dilaporkan memiliki potensi sebagai sumber penularan penyakit (reservoir) yang mendorong kejadian penyakit zoonosis pada hewan dan manusia.

Ia memaparkan, permasalahan tersebut harus menjadi perhatian dalam pengelolaan program konservasi satwa liar di Indonesia. Ilmu Faal (fisiologi) memiliki peran penting dalam pengelolaan konservasi satwa liar, khususnya terkait penurunan populasi melalui kegiatan penelitian nilai baku faal

“Satwa liar sebagai standard untuk menentukan status kesehatan. Nilai baku faal dapat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal seperti Iklim, kondisi pemanasan global dan lingkungan internal seperti kejadian penyakit, sehingga pemeriksaan nilai baku faal menjadi penting bagi zona nyaman satwa,” jelas Aryani saat Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar pada 5 Juni 2024 secara daring.

Baca Juga: Fahrul Muzaqqi, Ormas yang Terima Konsesi Tambang akan Punya Utang Politik

Aryani menyebutkan bahwa penentuan nilai baku faal penting sebagai early warning system dari suatu perubahan lingkungan akibat pergeseran parameter iklim yang mendorong nilai kenyamanan habitat (Comfortable zone) bagi satwa liar. Ilmu faal juga berperan sebagai upaya mitigasi dan adaptasi satwa liar terhadap potensi penularan penyakit zoonosis.

“Nilai baku faal berguna dalam mendukung pelestarian hewan sehingga dapat beradaptasi dan hidup lebih lama dengan menjaga kesehatannya dan mencegah penyakit,” ungkap Aryani.

Ia merekomendasikan dua hal penting dalam mendukung program konservasi satwa liar di Indonesia. Pertama, perlu ada upaya menekan penurunan populasi melalui penentuan nilai baku faal satwa. Kedua, perlu ada upaya menekan potensi kejadian zoonosis pada migrasi satwa liar, secara rapid test pada habitat atau area konservasinya. [WLC02]

Sumber: IPB University

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: dugongIPB Universitykelelawarkonservasi satwa liarraptor

Editor

Next Post
Ilustrasi bakteri. Foto qimono/pixabay.com.

Infeksi Bakteri “Pemakan Daging” di Jepang Menular Lewat Droplet dan Pernafasan

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media