Wanaloka.com – Kampung Gadis, dulunya kawasan pemukiman marginal, berada di pinggir rel kereta api yang berada di wilayah Kelurahan Tegalreja, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji mengingat, pemukiman ini dulunya lokasi kumuh, tempat pembuangan sampah, kawasan kenakalan remaja, dan lokasi sering terjadi kecelakan di rel kereta api. Itu dulu.
Kini, Kampung Gadis-nama gadis singkatan dari guyub, aman, damai, indah, sejahtera, telah bertransformasi. Dari kawasan marginal menjadi kawasan eco smart greenhouse hidroponik. Pemukiman yang menjadi tujuan destinasi, studi dan perekonomian hortikultura sistem hidroponik.
Perubahan Kampung Gadis bermula dari inisiasi program Gadis melalui program tanggung jawab sosial (Corporate social responsibility) PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap pada 2017.
Baca Juga: Perubahan Kebijakan Pasar Kayu Dunia, Pemerintah Terbitkan Kajian Implementasi FLEGT VPA di Berlin
“Kampung yang kumuh ini kita ubah menjadi kampung yang sehat, bukan hanya ditata untuk menjadi indah saja, tapi juga bagaimana agar juga bisa menghasilkan,” ungkap Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji saat mendampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengunjungi Kampung Gadis, baru-baru ini.
Pada kunjungan tersebut Menteri Siti Nurbaya bersama Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Sigit Reliantoro melihat pengelolaan Bank Sampah Beo Asri.
Menteri Siti Nurbaya turut meresmikan Program Desa Mandiri Energi melalui inovasi teknologi ramah lingkungan eco smart greenhouse hidroponik terintegrasi dengan pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 1.000 Watt Peak (WP).
Inovasi eco smart greenhouse hidroponik bermanfaat bagi masyarakat untuk proses pembibitan hidroponik dengan menggunakan panel surya sebagai sumber listrik untuk otomatisasi penyiraman bibit.
Baca Juga: Potensi Korupsi dan Dampak Lingkungan Pertambangan MBLB di Sumut
Discussion about this post