Hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan adanya luka kekerasan dan kecatatan di tubuh Orangutan tapanuli yang diperkirakan berumur 13-14 tahun. Secara fisik, Orangutan tapanuli dengan bobot 35 hingga 40 kilogram, itu dinyatakan sehat.
Tim rescue kemudian memutuskan untuk melepasliarkan Orangutan tapanuli betina itu ke habitatnya di kawasan Dsa Marsada Aek Latong, Sipirok, pada Senin, 3 September 2022.
Sebelum pelepasliaran orangutan, tim penyelamat memasangkan microchip pada Pongo tapanuliensis. Alat ini bertujuan untuk memonitoring penjelajahan Orangutan tapanuli tersebut.
Baca Juga: Tim Konservasi Stabat Ajari Cara Mengusir Harimau dengan Petasan
Para peneliti mengungkapkan, satu individu Orangutan memiliki daya jelajah 300 hinggga 5.000 hektar. Karakter Orangutan tapanuli pada umumnya sama dengan Orangutan sumatera (Pongo abelii) dan orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus).
Hal yang membedakan Orangutan tapanuli dengan dua jenis orangutan lainnya, pada tengkorak dan tulang rahang lebih halus, rambut lebih tebal dan keriting. Orangutan tapanuli jantan memiliki jenggot yang menonjol dengan bantalan pipi berbentuk datar yang dipenuhi oleh rambut halus berwarna pirang. Suara panggilan jarak jauh (long call) jantan dewasa berbeda.
Baca Juga: Setelah Direhabilitasi hingga 11 Tahun, 5 Orangutan Ini Dilepasliarkan di TNBBBR
Selain itu, Orangutan tapanuli diketahui memakan tanaman yang selama ini belum pernah tercatat sebagai pakan Orangutan, yakni, biji Aturmangan (Casuarinaceae), buah Sampinur Tali/Bunga (Podocarpaceae) dan Agatis (Araucariaceae).
Populasi Orangutan tapanuli saat ini diperkirakan kurang dari 1.000 individu, yang persebarannya meliputi wilayah Batang Toru bagian barat dan timur. [WLC01]
Sumber: KSDAE Kementerian LHK
Discussion about this post