Wanaloka.com – Ribuan wisatawan menyerbu Kawah Ijen selama libur panjang akhir Mei 2025. Di balik euforia pendakian dan perburuan momen matahari terbit, tim konservasi justru berhadapan dengan situasi tak sedap. Tumpukan sampah ditinggalkan pengunjung di titik-titik rawan, terutama di area Paltuding.
Tim Balai Besar KSDA Jawa Timur (BBKSDA Jatim) bersama relawan di Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen langsung bertindak demi pengelolaan wisata alam ramah lingkungan dan berkelanjutan. Seluruh sampah dikumpulkan, lalu diangkut menuju TPS3R “Dewi Sri” di Desa Tamansari, Kecamatan Licin. TPS3R ini adalah fasilitas pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang dikelola BUMDes setempat.
Tak hanya soal volume sampah. Yang lebih mengkhawatirkan adalah rendahnya kesadaran sebagian pengunjung dalam menjaga kawasan konservasi. Seharusnya hanya ada jejak kaki, justru ditemukan jejak plastik dan puntung rokok, sehingga merusak lanskap yang telah dijaga puluhan tahun.
Baca juga: Ada Empat Perizinan Usaha Tambang Galian C di Blok Gunung Kuda di Cirebon
Wisata alam bukan sekadar pelesiran. Ia adalah ruang belajar tentang keterhubungan manusia dengan bumi. Tapi ketika pengunjung meninggalkan sampah, mereka tak hanya mencemari tanah, tapi juga menodai nilai kesadaran ekologis.
Kegiatan ini juga telah disampaikan kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi sebagai bentuk sinergisitas. Mengingat isu kebersihan menjadi perhatian utama pemkab dalam menjaga kualitas layanan wisata selama lonjakan kunjungan libur panjang.
BBKSDA Jatim kembali menghimbau seluruh pengunjung untuk membawa pulang kembali sampah mereka, menggunakan tempat sampah yang tersedia, dan tidak meninggalkan apapun selain kenangan dan jejak langkah. Dengan keterlibatan masyarakat lokal, pengelola kawasan, dan wisatawan yang peduli, Kawah Ijen akan terus menjadi surga alami yang tidak hanya indah. Namun juga bersih dan bermartabat.
Baca juga: Kebun Raya Sriwijaya Menuju Laboratorium Hidup Ekologi
Menuju wisata alam berkelanjutan
Sementara Sabtu, 31 Mei 2025, Penjabat Sekretaris Daerah Banyuwangi, Guntur Priambodo memimpin rapat monitoring dan evaluasi pengelolaan wisata alam di TWA Kawah Ijen dan Ranti. Rapat yang digelar di kawasan strategis Paltuding itu menghadirkan beragam pemangku kepentingan, termasuk Balai Besar KSDA Jawa Timur yang diwakili Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah V Banyuwangi.
Juga dihadiri lintas perangkat daerah, mulai dari BPKAD, Bapenda, Disbudpar, hingga perwakilan Dishub serta Perhutani. Rapat difokuskan pada evaluasi pengelolaan wisata alam di dua titik strategis: Kawah Ijen dan Ranti.
Di balik keindahan lanskap Kawah Ijen yang tersohor akan api birunya, tersimpan tantangan tata kelola wisata yang kompleks, dari penataan parkir, ketersediaan air bersih, hingga peluang retribusi daerah yang adil dan legal. Semua itu dibahas dalam suasana koordinatif, reflektif, dan penuh semangat sinergi untuk menjaga keberlanjutan salah satu ikon wisata alam Indonesia ini.
Discussion about this post