Yudhistira dan tim Lokalogi memiliki harapan besar untuk masa depan komunitas ini. Ia ingin Lokalogi menjadi contoh dan pionir dalam pengelolaan sampah.
Baca Juga: Mengenal Siput Usal yang Biasa Dikonsumsi Masyarakat Pesisir Gunungkidul
“Kami berharap ke depan, setiap kegiatan di UGM dapat mempertimbangkan pengelolaan sampah sebagai bagian integral dari perencanaan acara,” imbuh dia.
Komunitas ini bertekad untuk terus berinovasi dan meningkatkan cara mereka dalam mengelola sampah serta mempengaruhi perubahan positif di sekitar mereka. Dengan dukungan dari berbagai pihak dan kesadaran yang terus berkembang, Lokalogi diharapkan dapat mencapai tujuannya dan memberikan dampak yang berarti bagi lingkungan di UGM dan Yogyakarta.
Bantuan tempat sampah anorganik
Sementara UGM menerima bantuan dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, sebanyak 50 unit tempat sampah anorganik senilai Rp242.016.075. Tempat sampah anorganik itu akan didistribusikan di lingkungan kampus UGM. Bantuan tersebut merupakan bagian dari upaya mendukung pengelolaan sampah di lingkungan kampus.
Baca Juga: Gelombang Internal di Bawah Laut Dapat Prediksi Perubahan Iklim
Regional Funding and Retail Transaction Banking Head BRI Regional Office Yogyakarta, Fendi Maulana mengatakan bahwa penyerahan bantuan sarana dan prasarana tempat sampah anorganik ini untuk memberikan kenyamanan yang lebih terhadap pengelolaan sampah di lingkungan kampus UGM. Melalui bantuan ini diharapkan dapat mendukung UGM dalam melaksanakan dan memfasilitasi pelayanan di bidang pengelolaan sampah demi terciptanya kebersihan tanpa merusak lingkungan sekitar.
“Tidak hanya untuk membantu upaya pengelolaan sampah di kampus,kami juga ingin mengedukasi kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah,” tutur Fendi.
Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Mpox Berlakukan Healthpass bagi Wisman dan Wisnas
Sekretaris Direktorat Kemitraan dan Relasi Global UGM, Wiratni Budhijanto menyampaikan apresiasi atas bantuan yang diberikan BRI. Ia berharap kerja sama dalam pengelolaan sampah di UGM dapat terus berlanjut di masa mendatang.
“Bantuan ini tidak hanya persoalan fisik, tetapi juga menjadi sarana edukasi belajar memilah sampah,” imbuh dia.
Kepala Kantor Administrasi FEB UGM, Agus Ridwan mengklaim FEB UGM memiliki komitmen kuat untuk mendukung upaya pengurangan sampah di kampus. Upaya tersebut telah diwujudkan melalui gerakan memilah sampah menurut jenisnya, penggunaan tumbler dan berbagai program inovatif lainnya dalam pengelolaan sampah.
Baca Juga: Jelang SNDC, Pemerintah Perlu Koreksi Komitmen Iklim yang Adil Bagi Kelompok Rentan
“Di kegiatan pengenalan kampus di FEB kemarin, kami juga mendorong mahasiswa baru untuk menggunakan tumbler dan tempat makan pribadi sebagai upaya untuk mengurangi sampah di kampus,” kata Agus.
Bantuan tempat sampah anorganik dari BRI merupakan langkah baik untuk mendukung pengelolaan sampah di kampus. Dengan adanya tempat sampah anorganik yang ditempatkan di lokasi strategis fakultas dapat menjadi sarana edukasi bagi civitas akademika dan masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan memilah sampah sesuai jenisnya. [WLC02]
Sumber: UGM
Discussion about this post