Wanaloka.com – Operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap mantan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti pada Kamis, 2 Juni 2022, dalam kasus dugaan suap perizinan pembangunan apartemen, disambut aktivis Warga Berdaya, Dodok Putra Bangsa dengan menjalankan ritual potong rambut, Sabtu, 4 Juni 2022.
Laki-laki gondrong yang pernah menjadi korban kekeringan di kampungnya, Miliran, Kota Yogyakarta dampak pembangunan hotel pada 2014 lalu itu pernah bernazar akan menggunduli kepalanya apabila Haryadi Suyuti ditangkap KPK atas kasus dugaan korupsi proyek pembangunan hotel atau apartemen.
Mantan pimpinan KPK pada 2013 pernah menyatakan ada aroma tak sedap di balik maraknya perizinan pembangunan hotel dan apartemen di Yogyakarta. Mengingat kebijakan Haryadi Suyuti membuka lebar pintu perizinan hingga 104 hotel selama menjabat wali kota dua periode 2012-2022.
Baca Juga: Mantan Wali Kota Yogyakarta Jadi Tersangka Rasuah IMB
“Meskipun KPK baru menangkap sekarang. Ini baru awal, bukan akhir. Artinya, kalau apartemen itu ada suap, berarti 104 hotel yang ada harus dilihat betul sama KPK. KPK harus detil mengusut hotel-hotel yang ada yang perizinannya keluar atau selama rezim HS,” papar Dodok usai dipangkas rambutnya.
Sebelumnya, dengan menggunakan baju peranakan bergaris hitam putih dan bawahan kain hitam, Dodok memulai prosesi cukur rambut sekitar pukul 10.00 lebih di depan papan nama “Kantor Walikota Yogyakarta”. Satu persatu aktivis yang selama ini bersama Dodok menyerukan suara kritis atas pembangunan ratusan hotel di Yogyakarta itu memotong rambutnya dengan gunting kecil. Masing-masing kembali menyerukan harapan dari penangkapan Haryadi Suyuti tersebut.
Baca Juga: DIY Jadi Sasaran Awal Program Perlindungan Saksi dan Korban Berbasis Komunitas
“Semoga kasus-kasus korupsi yang lain segera terungkap dan Yogyakarta menjadi lebih baik,” kata Koordinator Warga Berdaya, Bintang Hanggono.
Sementara aktivis masyarakat sipil yang kerap mengkritisi kebijakan pemerintah Yogyakarta, Elanto Wijoyo mengingatkan, bahwa ritual potong rambut tersebut bukanlah simbol dari akhir pengungkapan kasus.
“Nadzar ini jadi pengingat bersama, bahwa proses masih panjang. Ancaman terhadap Yogyakarta belum selesai. Tetap waspada. Pengorbanan Dodok menjadi penanda kita terus berjuang untuk Yogyakarta,” ucap Elanto.
Discussion about this post