Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Mencegah Risiko Penularan Penyakit dari Satwa Liar dengan Konsep One Health

Sabtu, 22 Februari 2025
A A
Evakuasi satwa liar di Langkat, Sumatera Utara. Foto menlhk.go.id.

Evakuasi satwa liar di Langkat, Sumatera Utara. Foto menlhk.go.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Pendekatan “One Health”, sebuah konsep yang menekankan keterkaitan erat antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan dinilai penting dilakukan. Menyusul peningkatan ancaman penyakit yang bersumber dari satwa liar.

“Pengelolaan satwa liar bukan hanya soal konservasi, tetapi juga langkah preventif terhadap potensi penyebaran penyakit zoonosis,” kata Kepala Bidang Konservasi Sumberdaya Alam (KSDA) Wilayah II Gresik Balai Besar (BB) KSDA Jawa Timur, Ichwan Muslih dalam talk show bertajuk “Satwa Liar, Pandemi, dan One Health” dengan subtema “Sinergi untuk Pencegahan Risiko Zoonosis di Jawa Timur” di Aula Tandjung Adiwinta, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya, Kamis, 20 Februari 2025.

Dalam paparannya, ia menjelaskan bagaimana degradasi habitat dan perdagangan satwa liar ilegal dapat meningkatkan risiko penularan penyakit dari satwa liar ke manusia. BBKSDA Jatim saat ini aktif melakukan penyelamatan satwa dan edukasi publik untuk menekan risiko ini.

Baca juga: Anggota DPR Dukung Usulan RUU Geologi agar Data Kekayaan Alam Akurat

Sementara Farida Camallia Zenal dari FAO Indonesia menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor. Ia juga memaparkan berbagai program penguatan sistem kesehatan hewan dan manusia yang telah dijalankan di Indonesia.

“Penerapan One Health harus melibatkan semua pihak. Pemerintah, akademisi, organisasi internasional, dan masyarakat. Sinergi ini krusial untuk membangun sistem deteksi dini dan respons cepat terhadap potensi wabah,” ujar dia.

Dari sisi akademisi, Prof. Fedik Abdul Rantam menyoroti perkembangan riset vaksin untuk zoonosis yang melibatkan satwa liar.

Baca juga: Microforest Jadi Alternatif Baru Dekarbonisasi di Dunia Industri

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BBKSDA Jatimkonsep one healthpenyakit zoonosisSatwa liar

Editor

Next Post
Ilustrasi kucing dengan minuman yang dikonsumsi manusia. Foto haidi2002/pixabay.com.

Makanan Manusia yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi Kucing

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media