Senin, 22 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Mengenal Si Gosong Kaki Merah dari Cagar Alam Pulau Saobi

Sebaran alami burung gosong kaki-merah sangat luas, mulai dari kawasan Wallacea dan Papua sampai Australia.

Selasa, 1 April 2025
A A
Burung gosong kaki merah dari Pulau Saobi. Foto Dok. BBKSDA Jatim.

Burung gosong kaki merah dari Pulau Saobi. Foto Dok. BBKSDA Jatim.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Pulau Saobi yang terletak di Desa Saobi, Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur merupakan kawasan cagar alam yang sudah berusia hampir satu abad. Kawasan konservasi ini ditunjuk pada tanggal 25 Oktober 1926 berdasarkan SK. GB No. 83 Stbl. 469 dan telah dilakukan penetapan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sesuai SK. Nomor: 4640/Menlhk-PKTL/KUH/2015.

Potensi keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh kawasan seluas 4336,826 hektare ini di antaranya adalah burung gosong kaki-merah (Megapodius reindwardt).

PEH Madya BBKSDA Jawa Timur, Dhany Triadi dan Polhut Ahli Pertama Seksi KSDA Wilayah I Kediri, Akhmad David Kurnia Putra menjelaskan, gosong kaki-merah merupakan burung dari suku Megapodiidae atau burung dengan kaki besar.  Seperti kata pepatah, “serigala berbulu domba”, burung gosong ini juga dapat disebut “reptil berbulu burung”. Bagaimana tidak, burung gosong ini memiliki sifat atau perilaku seperti reptil dalam proses berkembang biak.

Baca juga: Labi-labi Tempurung Lunak yang Terlupakan di Pulau Bawean

Burung yang hidup di lantai hutan ini akan mengubur telurnya di kumpulan serasah atau di dalam pasir yang telah mereka gali. Telur yang berukuran 2-3 kali lipat dari telur ayam ini akan ditinggalkan dan tidak dierami oleh induknya. Proses penetasannya hanya mengandalkan suhu alami dari lingkungannya.

Setelah menetas, anakan gosong sudah bisa berjalan, berlari, terbang, sampai mencari makan sendiri, tanpa di temani oleh induknya. Anggota tubuh anakan gosong ini sudah sempurna, kaki sudah kuat, mata sudah dapat dibuka dan melihat, tubuh dan sayap juga sudah bisa terbang karena sudah ditumbuhi bulu. Proses ini sangat berbeda dengan jenis avifauna lainnya, dimana anak yang baru menetas belum tumbuh bulu dan masih jaga oleh induknya.

Sebaran alami gosong kaki-merah sangat luas, mulai dari kawasan Wallacea dan Papua sampai Australia. Kawasan Sunda Besar juga dapat dijumpai jenis ini, yaitu di Cagar Alam (CA) Pulau Saobi. Keberadaan burung gosong kaki-merah di Cagar Alam Pulau Saobi tersebar merata diseluruh kawasan.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BBKSDA Jatimburung gosong kaki merahkawasan konservasiPulau Saobi

Editor

Next Post
Cagar alam Ceding di Bondowoso, Jawa Timur. Foto Dok. BBKSDA Jatim.

Jejak Hutan Purba di Cagar Alam Ceding

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media