Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Mengenal Tanda-tanda Cuaca Ekstrem Lewat 3 Jenis Awan

Salah satu cara mengetahui terjadi tidaknya cuaca ekstrem adalah dengan melihat bentuk, warna dan kepadatan gumpalan awan.

Rabu, 15 November 2023
A A
Ilustrasi awan Nimbostratus. Foto Wanaloka.com.

Ilustrasi awan Nimbostratus. Foto Wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Cuaca ekstrem adalah terjadinya suatu nilai unsur cuaca seperti suhu, angin, hujan, dan sebagainya, yang sangat tinggi atau sangat rendah, melebihi ambang batas tertentu. Skala cuaca ekstrem dikenali melalui sifat, yaitu tidak biasa atau tidak normal, dampak yaitu besar, luas atau parah.

“Frekuensi seperti sangat jarang terjadi, skala yang meliputi ruang meso hingga sinoptik atau waktu yang meliputi jam hingga mingguan, dan bentuk seperti bow echo, squall line, dan mesoscale convective complex,” urai Peneliti Ahli Utama Bidang Klimatologi, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA) BRIN Erma Yulihastin menjelaskan dalam kuliah umum Keluarga Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada (UGM) secara daring bertajuk “Mengungkap Misteri Cuaca Ekstrem: Peran Satelit dalam Prediksi dan Pemantauan” pada 12 November 2023.

Beberapa kasus cuaca ekstrem menunjukkan bahwa kombinasi atmosfer-laut merupakan satu kondisi yang bisa merusak dalam waktu yang singkat terhadap infrastruktur yang ada di sekitar pantai.

Baca Juga: Sudah Sepekan Gempa Susulan di Laut Banda Maluku Masih Terjadi

“Kombinasi dari atmosfer dan laut yang saling berinteraksi, salah satunya disebut storm surge,” sebut dia.

Banjir rob yang ditimbulkan dari storm surge bisa menghantamkan air dari laut menuju ke permukaan seperti tsunami. “Kejadian seperti ini harus selalu diwaspadai,” imbuh Erma.

Sementara tanda-tanda cuaca ekstrem dapat dikenali dari kondisi awan di langit yang dimonitor melalui satelit. Biasanya terdapat tiga jenis awan, seperti nimbostratus, altocumulus, dan cumulonimbus.

Baca Juga: Info Cuaca Penerbangan Cegah Abu Vulkanik Masuk ke Ruang Mesin Pesawat

Umumnya, awan nimbostratus biasa dikenali sebagai awan hujan atau awan mendung. Awan ini berwarna abu-abu yang merata dan terlihat beberapa saat sebelum hujan turun.

Kemudian awan altocumulus berbentuk bulatan kecil-kecil layaknya kapas dan menyebar luas di langit dengan jumlah gumpalan yang banyak.

“Jika terlihat pagi hari, biasanya sore hari kemungkinan akan ada hujan badai,” kata Erma.

Baca Juga: Konservasi Tanah dan Air Kunci Keberlanjutan Masa Depan Bumi

Sedangkan yang populer adalah awan cumulonimbus. Awan ini memiliki bentuk lebat dan padat, serta memiliki serat halus di bagian atasnya. Pada bagian bawahnya seperti tampak koyak dan berwarna gelap. Terkadang terlihat seperti pohon beringin atau jamur raksasa.

Bagian atas awan ini terdiri dari awan es yang menyebar secara horizontal dalam bentuk landasan atau anvil. Awan ini berpotensi menghadirkan hujan ekstrem karena di dalamnya terkandung es, angin kencang, hujan lebat, dan petir.

Saat malam hari masih bisa diketahui akan hujan atau tidak dengan melihat bulan. Apabila masih bisa melihat cahaya bulan secara penuh, berarti awan yang ada hanya awan-awan tinggi. Sebaliknya, jika bulan tertutup banyak awan sehingga tidak bisa terlihat, maka pertanda terdapat banyak awan rendah yang berpotensi menimbulkan hujan.

Baca Juga: Masyarakat Sipil Serukan Pemerintah Stop Bakar Hutan untuk Bioenergi, Mengapa?

Adaptasi dan Mitigasi Sejak Dini
Erma menegaskan, perlu upaya yang harus dilakukan supaya tidak terjadi panas berlebihan dan bisa mengurangi cuaca ekstrem.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: adaptasi dan mitigasiangin kencangawan altocumulusawan Cumulonimbusawan nimbostratusBRINcuaca ekstremErma Yulihastinhujan lebatKomisi V DPR

Editor

Next Post
Ilustrasi gas bumi. Foto pushep.or.id.

Pemerintah dan Kampus Pilih Optimalkan Gas Bumi dalam Transisi Energi

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media