Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Mengenal Tanda-tanda Cuaca Ekstrem Lewat 3 Jenis Awan

Salah satu cara mengetahui terjadi tidaknya cuaca ekstrem adalah dengan melihat bentuk, warna dan kepadatan gumpalan awan.

Rabu, 15 November 2023
A A
Ilustrasi awan Nimbostratus. Foto Wanaloka.com.

Ilustrasi awan Nimbostratus. Foto Wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Cuaca ekstrem adalah terjadinya suatu nilai unsur cuaca seperti suhu, angin, hujan, dan sebagainya, yang sangat tinggi atau sangat rendah, melebihi ambang batas tertentu. Skala cuaca ekstrem dikenali melalui sifat, yaitu tidak biasa atau tidak normal, dampak yaitu besar, luas atau parah.

“Frekuensi seperti sangat jarang terjadi, skala yang meliputi ruang meso hingga sinoptik atau waktu yang meliputi jam hingga mingguan, dan bentuk seperti bow echo, squall line, dan mesoscale convective complex,” urai Peneliti Ahli Utama Bidang Klimatologi, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA) BRIN Erma Yulihastin menjelaskan dalam kuliah umum Keluarga Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada (UGM) secara daring bertajuk “Mengungkap Misteri Cuaca Ekstrem: Peran Satelit dalam Prediksi dan Pemantauan” pada 12 November 2023.

Beberapa kasus cuaca ekstrem menunjukkan bahwa kombinasi atmosfer-laut merupakan satu kondisi yang bisa merusak dalam waktu yang singkat terhadap infrastruktur yang ada di sekitar pantai.

Baca Juga: Sudah Sepekan Gempa Susulan di Laut Banda Maluku Masih Terjadi

“Kombinasi dari atmosfer dan laut yang saling berinteraksi, salah satunya disebut storm surge,” sebut dia.

Banjir rob yang ditimbulkan dari storm surge bisa menghantamkan air dari laut menuju ke permukaan seperti tsunami. “Kejadian seperti ini harus selalu diwaspadai,” imbuh Erma.

Sementara tanda-tanda cuaca ekstrem dapat dikenali dari kondisi awan di langit yang dimonitor melalui satelit. Biasanya terdapat tiga jenis awan, seperti nimbostratus, altocumulus, dan cumulonimbus.

Baca Juga: Info Cuaca Penerbangan Cegah Abu Vulkanik Masuk ke Ruang Mesin Pesawat

Umumnya, awan nimbostratus biasa dikenali sebagai awan hujan atau awan mendung. Awan ini berwarna abu-abu yang merata dan terlihat beberapa saat sebelum hujan turun.

Kemudian awan altocumulus berbentuk bulatan kecil-kecil layaknya kapas dan menyebar luas di langit dengan jumlah gumpalan yang banyak.

“Jika terlihat pagi hari, biasanya sore hari kemungkinan akan ada hujan badai,” kata Erma.

Baca Juga: Konservasi Tanah dan Air Kunci Keberlanjutan Masa Depan Bumi

Sedangkan yang populer adalah awan cumulonimbus. Awan ini memiliki bentuk lebat dan padat, serta memiliki serat halus di bagian atasnya. Pada bagian bawahnya seperti tampak koyak dan berwarna gelap. Terkadang terlihat seperti pohon beringin atau jamur raksasa.

Bagian atas awan ini terdiri dari awan es yang menyebar secara horizontal dalam bentuk landasan atau anvil. Awan ini berpotensi menghadirkan hujan ekstrem karena di dalamnya terkandung es, angin kencang, hujan lebat, dan petir.

Saat malam hari masih bisa diketahui akan hujan atau tidak dengan melihat bulan. Apabila masih bisa melihat cahaya bulan secara penuh, berarti awan yang ada hanya awan-awan tinggi. Sebaliknya, jika bulan tertutup banyak awan sehingga tidak bisa terlihat, maka pertanda terdapat banyak awan rendah yang berpotensi menimbulkan hujan.

Baca Juga: Masyarakat Sipil Serukan Pemerintah Stop Bakar Hutan untuk Bioenergi, Mengapa?

Adaptasi dan Mitigasi Sejak Dini
Erma menegaskan, perlu upaya yang harus dilakukan supaya tidak terjadi panas berlebihan dan bisa mengurangi cuaca ekstrem.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Adaptasi dan Mitigasiangin kencangawan altocumulusawan Cumulonimbusawan nimbostratusBRINCuaca EkstremErma Yulihastinhujan lebatKomisi V DPR

Editor

Next Post
Ilustrasi gas bumi. Foto pushep.or.id.

Pemerintah dan Kampus Pilih Optimalkan Gas Bumi dalam Transisi Energi

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media