Kamis, 19 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Mengenal Virus HMPV, Mengapa Pencegahan Lewat Gaya Hidup Ala Pandemi Covid-19?

Di Indonesia, penelitian soal HMPV masih terbatas, sehingga ada peluang besar untuk mengembangkan riset terkait faktor risiko, prognosis, hingga pola penyebarannya dengan mempertimbangkan karakter geografis Indonesia.

Minggu, 19 Januari 2025
A A
Ilustrasi gaya hidup mengenakan masker di keramaian. Foto Surprising_SnapShots/pixabay.com.

Ilustrasi gaya hidup mengenakan masker di keramaian. Foto Surprising_SnapShots/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Telly menjelaskan, virus HMPV termasuk dalam jenis safe limited disease atau penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya. Tingkat kematian HMPV lebih rendah dibandingkan dengan Covid-19.

“Tergantung pada daya tahan tubuh. Kalau Covid datangnya sangat akut, mendadak dengan gejala-gejala yang lebih berat. Nah ini juga yang menjadi salah satu pembeda, tingkat morbiditasnya. Jadi tingkat kematian HMPV ini lebih rendah dibandingkan Covid,” jelas dia.

Baca juga: Setelah Tangerang, KKP Segel Pagar Laut di Perairan Bekasi

Telly menjelaskan perbedaan gejala penyakit akibat HMPV, influenza dan Covid-19.

HMPV biasanya menunjukkan gejala ringan, seperti demam ringan (di bawah 40 derajat Celsius), batuk, dan pilek. Gejala ini berkembang secara bertahap, dimulai dari infeksi ringan yang bisa menjadi berat apabila terlambat diobati atau daya tahan tubuh lemah.

Meskipun HMPV sering menyebabkan gejala ringan seperti flu biasa, Telly mengingatkan penyakit ini bisa menjadi serius apabila tidak ditangani. Kondisi ini dapat berujung fatal, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.

Baca juga: Walhi Yogya dan FPG Tolak Pantai Pandansari Jadi Tempat Pengelolaan Sampah Sementara

“Gejala awalnya seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan. Jika infeksi menyebar ke saluran pernapasan bawah, seperti bronkus atau paru-paru, itu bisa menyebabkan pneumonia atau bronkiolitis,” jelas dia.

Sementara gejala influenza cenderung muncul tiba-tiba dengan demam tinggi dan nyeri otot.

“Influenza sering kali membuat tubuh terasa sangat lelah, dan demam tinggi datang mendadak saat daya tahan tubuh menurun,” kata dia.

Berbeda dengan HMPV dan influenza, Covid-19 memiliki gejala khas, seperti anosmia atau hilangnya kemampuan penciuman.

Baca juga: Erupsi Lagi, Status Vulkanik Gunung Ibu Naik Menjadi Awas

“Gejala ini tidak ditemukan pada HMPV maupun influenza, sehingga dapat menjadi indikator awal Covid-19,” kata Telly.

Selain perbedaan gejala, waktu munculnya penyakit juga menjadi pembeda. Masa inkubasi HMPV adalah 3-6 hari. Biasanya merupakan penyakit yang bisa sembuh sendiri apabila daya tahan tubuh baik. Sedangkan Covid-19 cenderung muncul secara mendadak dengan gejala lebih berat dan tingkat kematian lebih tinggi dibandingkan HMPV.

Pencegahan dengan PHBS dan vaksinasi

Penularan HMPV sama seperti halnya Covid-19, salah satunya melalui droplet atau percikan air liur yang terjadi saat berbicara pada jarak kurang dari dua meter. Selain itu, bisa juga melalui kontak langsung atau permukaan yang terkontaminasi, seperti gagang pintu atau barang yang sering disentuh.

Baca juga: Prigi Arisandi, Selamatkan Lingkungan Bermula dari Kematian Ikan Massal di Sungai

Telly mengingatkan masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Ia juga menekankan pentingnya menjaga pola makan seimbang, istirahat cukup, dan menghindari diet ketat yang bisa menurunkan daya tahan tubuh.

Gaya hidup yang diterapkan selama pandemi Covid-19 sebaiknya tetap dilanjutkan.

“Memakai masker sebenarnya bukan hanya karena pandemi Covid-19, tapi itu adalah kebiasaan baik yang bisa melindungi kita dari berbagai virus,” jelas Telly.

Selain itu, vaksinasi juga menjadi langkah pencegahan yang penting.

Baca juga: Walhi Sesalkan PM Jepang Lanjutkan Program Lama yang Ancam Lingkungan Hidup di Indonesia

“Walaupun HMPV belum memiliki vaksin khusus, kita sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19, influenza, dan pneumokokus. Vaksinasi ini dapat membantu memperkuat imunitas dan mencegah penyakit yang lebih serius,” imbuh dia.

Bagi kelompok rentan, seperti lansia atau orang dengan kondisi medis tertentu, Telly menyarankan agar interaksi dengan tamu dibatasi.

“Usahakan tamu mencuci tangan atau memakai masker sebelum berinteraksi,” saran dia. [WLC02]

Sumber: BRIN

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: BRINCovid-19Human Metapneumovirusinfluenzapenyakit saluran pernapasanvirus HMPV

Editor

Next Post
Menteri ATR/BPN Nusron Wahid menggelar konferensi pers soal sertipikasi kawasan pagar laut Tangerang, 20 Januari 2025. Foto Kementerian ATR/BPN.

Kementerian ATR/BPN Temukan 263 SHGB dan 20 SHM di Kawasan Pagar Laut Tangerang

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media