Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Menguak Asal Usul Penyu Indonesia Lewat Sidik Jari Genetik yang Berbeda

Genetika bisa menjadi jendela untuk menelusuri silsilah penyu. Dari nenek moyang mereka hingga melihat seberapa erat keterhubungan antarkelompok dari pulau ke pulau.

Sabtu, 2 Agustus 2025
A A
Ilustrasi penyu. Foto ambquinn/pixabay.com.

Ilustrasi penyu. Foto ambquinn/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Di balik tempurung yang keras dan lenggak-lenggok renangnya yang anggun menari di antara ombak, penyu laut ternyata menyimpan rahasia dalam dirinya, yakni jejak genetika yang tak kasat mata. Namun menjadi kunci untuk menjaga kelestarian mereka secara lebih cermat.

Penyu di laut Indonesia ternyata punya “sidik jari” genetik yang berbeda. Temuan ini jadi kunci penting untuk melindungi mereka dengan strategi konservasi yang lebih tepat dan tidak asal-asalan.

“Selama ini, konservasi penyu banyak bergantung pada pendekatan visual seperti menghitung jumlah sarang, memantau lokasi pendaratan, dan memperkirakan populasi,” kata Peneliti IPB University dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Beginer Subhan.

Baca juga: Potensial Jadi Parfum Tropis Premium, Hilirisasi Kemenyan Harus Pertimbangkan Kelestarian Hutan

Namun cara-cara itu belum mampu menjawab pertanyaan besar tentang asal-usul dan hubungan antarpopulasi yang terpencar jauh oleh jarak, waktu, bahkan arus laut. Kini, lewat genetika, kisah yang tersembunyi selama ribuan tahun mulai terbuka lembar demi lembar.

Ia menyebut genetika bisa menjadi jendela untuk menelusuri silsilah penyu. Dari nenek moyang mereka hingga melihat seberapa erat keterhubungan antarkelompok dari pulau ke pulau.

“Dengan pemetaan genetik yang tepat, konservasi bukan lagi sekadar menyelamatkan, tapi juga menyambung kembali simpul-simpul kehidupan yang selama ini tersebar dan terputus diam-diam,” kata dia.

Baca juga: Catatan Walhi, Karhutla Berulang Bukti Negara Melindungi Korporasi Pembakar Hutan

Hubungan genetika penyu lintas negara

Begin menyebut ada dua penelitian yang dilakukan IPB University untuk memetakan genetika penyu di Indonesia. Tahun 2024, ia dan timnya mengkaji penyu sisik (Eretmochelys imbricata) di wilayah Laut Jawa. Mereka menganalisis bagian DNA spesifik yang disebut d-loop dari 152 individu penyu yang bertelur di enam lokasi berbeda.

Hasilnya mengejutkan. Ditemukan 20 jenis haplotipe atau “sidik jari” genetik. Dan 13 di antaranya adalah temuan baru dan menunjukkan kekayaan genetika penyu sisik Indonesia yang luar biasa.

Yang lebih menarik, beberapa haplotipe yang ditemukan di Indonesia ternyata juga ditemukan di Malaysia dan Australia. Artinya, ada hubungan genetik lintas negara yang menyiratkan pergerakan penyu dalam skala besar, ribuan kilometer jauhnya dan tetap kembali ke tempat asal untuk bertelur.

Baca juga: Peran Kebun Raya Mangrove Surabaya dari Konservasi hingga Ketahanan Pangan

“Bisa jadi penyu-penyu ini traveling jauh, tapi ingat jalan pulang. Itu luar biasa,” tutur Begin.

Baginya, temuan ini membuka mata akan pentingnya kerja sama konservasi lintas negara. Populasi penyu tidak mengenal batas negara, tapi mereka bergerak mengikuti arus, suhu, dan insting nenek moyangnya. Ia menekankan perjanjian konservasi internasional harus mempertimbangkan konektivitas genetik ini.

Sementara riset lain terhadap penyu lekang (Lepidochelys olivacea) pada 2020 juga menguak cerita genetik yang tak kalah menarik. Salah satu titik fokusnya adalah Teluk Cendrawasih, wilayah timur Indonesia yang dikenal sebagai surga bawah laut.

Baca juga: Forest Bathing, Terapi Redakan Stres Ringan hingga Sedang

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Universitypenyusidik jari

Editor

Next Post
Masjid Al Muharram, salah satu masjid ramah lingkungan yang terletak di Bantul, DIY. Foto Gerakan Sedekah Sampah.

Masjid Ekoteologi, Tempat Ibadah Sekaligus Pelestari Lingkungan

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media