Dalam aplikasi besutan BMKG, tersedia fitur Digital Weather for Traffic (DWT). Layanan tersebut dapat digunakan pelaku perjalanan untuk mengecek informasi cuaca di jalur mudik. Pengguna dapat mengakses informasi peringatan dini, cuaca jalur darat, cuaca rute perjalanan, cuaca bandar udara, cuaca pelabuhan, cuaca penyeberangan, hingga informasi penerbangan dan gelombang.
Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto menerangkan, dalam sepekan ke depan, sejumlah fenomena atmosfer diprediksi akan memengaruhi pola cuaca di Indonesia, meningkatkan potensi hujan lebat, terutama karena beberapa wilayah tengah memasuki masa puncak musim hujan.
Sirkulasi siklonik yang terdeteksi di Laut Natuna, di Samudra Hindia barat daya Banten, di Perairan Barat Aceh dan di Laut Arafuru turut memperkuat kondisi ini. Yakni dengan memicu peningkatan pengangkatan massa udara yang mempermudah terbentuknya awan hujan dengan intensitas tinggi di wilayah sekitarnya.
Baca Juga: Gunung Ibu Erupsi, Gunung Marapi Jadi Waspada
Selain itu, kombinasi aktif Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, gelombang Kelvin, serta konvektif lokal di wilayah barat, selatan dan tengah Indonesia memperkuat dinamika atmosfer yang mendukung terjadinya hujan lebat di berbagai daerah.
Seiring periode puncak musim hujan, beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi memiliki risiko lebih besar terhadap curah hujan yang tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan banjir, genangan air, atau tanah longsor di daerah rawan.
Hal lain yang perlu juga diperhatikan adalah potensi hujan lebat yang terjadi di daerah-daerah aliran sungai di sekitar gunung berapi yang saat ini sedang aktif, karena potensi banjir lahar hujan yang dapat ditimbulkan.
Baca Juga: Eksplorasi Rafflesia Terkecil hingga Burung Enggang di TWA Danau Sicike cike
“Waspada terhadap potensi risiko bencana hidrometeorologi. Pantau terus informasi cuaca dan sebisa mungkin menghindari aktivitas di wilayah rawan bencana,” kata Guswanto.
Siapkan 38 posko Nataru
BMKG telah mempersiapkan posko siaga di berbagai lokasi strategis untuk mengantisipasi cuaca ekstrem selama periode mudik Nataru 2024/2025. Posko utama BMKG berada di tingkat nasional di Kantor Pusat BMKG. Selain itu, posko gabungan dengan Kementerian Perhubungan dan Kantor ASDP Dermaga Dua Pelabuhan Merak.
Sebanyak 38 posko disiapkan di seluruh stasiun BMKG di 38 provinsi. Sementara posko gabungan lainnya beroperasi di 13 pelabuhan dan 96 bandara, guna mendukung kelancaran arus mudik.
Baca Juga: Nervilia punctata, Anggrek Penyambut Hujan di Tambora
Selanjutnya, untuk mendukung pemantauan kondisi cuaca, BMKG telah menyiapkan lebih dari 1.200 alat monitoring cuaca yang dilengkapi radar cuaca. Juga ratusan alat pendeteksi gempa dan enam pemodelan.
BMKG juga berupaya selalu siaga dengan memberikan informasi cuaca terupdate kepada masyarakat, melakukan peningkatan koordinasi lintas sektor dalam diseminasi informasi, serta sosialisasi peringatan dini guna meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan langkah antisipasi kepada masyarakat. [WLC02]
Sumber: BMKG
Discussion about this post