Wanaloka.com – Jumat, 28 Maret 2025, sebuah gedung pencakar langit di Bangkok, Thailand yang tengah dalam proses pembangunan tampak bergetar, lalu rubuh, luluh lantak. Menimbulkan asap debu putih yang membumbung ke atas seperti kembang-kembang kol. Bahkan kepulan asap putih itu bisa dilihat dari jauh. Menyisakan orang-orang di sekitarnya yang berlarian untuk menghindari reruntuhan bangunan.
Sementara di sebuah hotel tinggi di sana mendadak menjadi air terjun. Lantaran air kolam renang yang ada di atap bangunan tumpah dan jatuh ke bawah usai mengalami guncangan hebat. Dan sebuah bangunan tinggi lainnya terlihat sempat meliuk-liuk akibat getaran dari bawah.
Visual video itu berseliweran di sejumlah akun media sosial. Sejauh ini, gempa tersebut telah mengakibatkan sekitar 144 orang tewas dan 730 orang luka-luka.
Dilansir dari lama USGS, peristiwa tersebut dipicu gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter pada 28 Maret 2025 di dekat Mandalay, Burma (Myanmar). Gempa bumi terjadi akibat patahan geser antara lempeng India dan Eurasia.
Baca juga: Waspada, Libur Lebaran 2025 di DIY Dihantui Cuaca Ekstrem
Geseran terjadi pada patahan lateral kanan yang mengarah ke utara dan menurun tajam atau patahan lateral kiri yang mengarah ke barat dan menurun tajam. Solusi patahan terbatas menunjukkan patahan lateral kanan yang mengarah ke utara. Mekanisme fokus dan solusi patahan terbatas ini konsisten dengan gempa bumi yang berpotensi terjadi pada Sesar Sagaing lateral kanan yang terletak di zona patahan yang menentukan batas lempeng antara lempeng India dan Sunda.
Meskipun umumnya diplot sebagai titik pada peta, gempa bumi sebesar ini lebih tepat digambarkan sebagai geseran di area patahan yang lebih besar. Solusi patahan terbatas menunjukkan ukuran kejadian pada 28 Maret 2025 adalah sekitar Panjang 200 km kali lebar 20 km.
Jarak 1000 Km
Sementara Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono merilis lewat akun X @DaryonoBMKG, gempa itu terjadi pukul 13:20:56 WIB di Myanmar dengan episenter terletak pada koordinat 21,76° LU; 95,83° BT pada kedalaman 10 km. Gempa terjadi akibat aktivitas Sesar Besar Sagaing di Myanmar dengan mekanisme geser (strike-slip).
Baca juga: Kasus TBC Peringkat Kedua Dunia, UGM Kembangkan Deteksi Dini Berbasis AI
“Selain Myanmar, negara terdampak adalah negara tetangga seperti Thailand, Cina, India dan Bangladesh,” kata Daryono.
Discussion about this post