Senin, 22 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Nasih Yuwono, Olah Sisa Makanan dengan Ember Tumpuk Jalin Kerja Sama Desa Kota

Ember tumpuk dapat dimanfaatkan di pedesaan, karena masih banyak ladang. Sedangkan sampah bisa berasal dari kota.

Kamis, 29 Agustus 2024
A A
Dosen Fakultas Pertanian UGM, Nasih Widya Yuwono pencetus pengolahan sampah organik dengan ember tumpuk. Foto UGM.

Dosen Fakultas Pertanian UGM, Nasih Widya Yuwono pencetus pengolahan sampah organik dengan ember tumpuk. Foto UGM.

Share on FacebookShare on Twitter

“Sebab maggot itu perutnya banyak, mikroba banyak enzim. Jadi kayak cacing itu loh, kan banyak kandungan yang apa di dalamnya untuk membantu penguraian,” terang Nasih.

Selain itu, maggot pun dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak.

Kerja sama desa dan kota

Baca Juga: Hadapi Gempa Megathrust, Pelaku Pariwisata Bangun Kesiapsiagaan di Destinasi Wisata

Ember tumpuk juga dapat dimanfaatkan di pedesaan, karena masih banyak ladang dan banyak kebutuhan pupuk di masyarakat. Sedangkan sampah bisa berasal dari kota. Jika dikembangkan lebih massif, maka akan tercipta kerja sama antara kota dan desa dalam pengelolaan sampah.

“Sampah dari kota diolah di desa, kemudian dapat digunakan untuk menyuburkan tanah perkebunan di desa. Hasil panen dijual dan dimanfaatkan lagi di kota. Jadi tercipta hubungan timbal balik yang baik dalam pengelolaan sampah ini,” papar dia.

Ide ember tumpuk juga dapat dikembangkan menjadi skala lebih besar, seperti menggunakan reaktor besar atau bak. Fakultas Pertanian juga membuka besar kesempatan untuk bekerja sama dengan berbagai pihak.

Baca Juga: Gempa Gunungkidul M5,8 di Lempeng Megathrust Samudra Hindia

Ia pun mengungkapkan gagasannya, bahwa UGM dapat bekerja sama dengan desa dengan memberikan pelatihan dan fasilitasi masyarakat desa untuk mengelola sampah dari UGM. Kemudian hasil perkebunan itu dapat dibawa kembali ke UGM.

Adanya inovasi pengembangan ember tumpuk dengan bahan yang mudah didapat dan dibuat, Nasih berharap metode pengelolaan sampah ini bisa populer di masyarakat, sehingga lebih banyak yang bisa terlibat di dalamnya.

“Sebetulnya biar semua orang itu mengenal namanya mengolah sampah, kan murah itu. Semakin banyak orang terlibat, semakin baik,” imbuh dia. [WLC02]

Sumber: UGM

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Air LindiBlack Soldier FlyFakultas Pertanian UGMmetode ember tumpukNasih Widya Yuwonosampah organiksisa makanan

Editor

Next Post
Kisah penyintas tsunami Banyuwangi 1994, 27 Agustus 2024. Foto BNPB.

Kisah Penyintas Tsunami Banyuwangi 1994, Panjat Pohon hingga Ikuti Arus

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media