Senin, 17 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Observatorium Bosscha Lahir di Tengah Keluarga Ilmuwan di Kebun Teh

Lokasi observatorium yang berada di bawah garis khatulistiwa dinilai unik. Mengapa?

Minggu, 5 Februari 2023
A A
Patung pendiri Observatorium Bosscha, Karel Albert Rudolf Bosscha. Foto itb.ac.id.

Patung pendiri Observatorium Bosscha, Karel Albert Rudolf Bosscha. Foto itb.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Observatorium Bosscha di Bandung, Jawa Barat bukanlah observatorium pertama yang dibangun di Indonesia. Sebelumnya telah dibangun observatorium pertama di Pulau Jawa sekitar 1760 oleh Pendeta Johan Mohr dari gereja Portugis yang terletak di Glodok, Batavia. Dalam observatoriumnya, Mohr berhasil mengamati transit planet Venus pada tahun 1761 dan 1769 ketika Batavia berada sejalur dengan kedua fenomena tersebut.

Sayangnya, tidak ada yang melanjutkan dan mewarisi semua pekerjaan yang dilakukan Mohr. Observatorium pun menghilang dan perkembangan ilmu astronomi terhenti cukup lama hingga didirikannya Observatorium Bosscha di Jawa Barat.

Observatorium Bosscha berdiri pada 1950 di bawah naungan Institut Teknologi Bandung. Sejarah pendiriannya memiliki asosiasi sangat erat dengan perkembangan budaya teh di daerah Parahyangan, Jawa Barat yang dimulai sekitar 1824 oleh beberapa keluarga Belanda yang saling terikat, antara lain van der Hucht, Holle, Rudolf Kerkhoven, dan Karel Bosscha.

Baca Juga: Paul Ho: Dulu Lubang Hitam Hanya Bisa Didengar dan Kini Bisa Dilihat

Beberapa anggota keluarga yang berada dalam perkebunan teh, seperti Karel Bosscha dan Rudolf Kerkhoven juga memiliki ketertarikan dalam bidang ilmiah, terutama astronomi. Mereka menggagas pendirian observatorium astronomi terbaik di belahan bumi selatan.

Kemudian Bosscha dan Kerkhoven membuat sebuah Asosiasi Astronomi Hindia-Belanda di Bandung yang diberi nama Netherlands-Indies Astronomical Association. Tujuan asosiasi adalah membangun dan memelihara observatorium astronomi di Hindia Belanda dan untuk mempromosikan ilmu astronomi.

Pada 12 September 1920, mereka mulai merekrut patron, orang terpelajar, dan politikus berpengaruh sebagai anggota asosiasi. Sementara Karel Bosscha sebagai ketua dan Kerkhoven sebagai sekretaris.

Baca Juga: Satu Abad Observatorium Bosscha

Pada pertemuan dengan para pendiri asosiasi, Karel Bosscha menyampaikan bahwa ia akan mendanai pengadaan teleskop yang panjang fokusnya sekitar tujuh meter. Rudolf Kerkhoven juga menyampaikan akan mendonasikan pendulum richter astronomi, refraktor Zeiss, dan mendanai pengadaan teleskop meridian-jarak yang besar.

Selanjutnya, pada 3 Desember 1920, anggota asosiasi meresmikan nama observatorium yang disepakati dengan nama “Observatorium Bosscha”. Nama itu berasal dari nama salah seorang fisikawan Belanda, Johannes Bosscha, yang merupakan ayah dari Karel Bosscha. Lokasi pendirian observatorium dipilih di daerah Lembang dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut dan terletak 40 kilometer utara Bandung, tepat di selatan Gunung Tangkuban Perahu.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: 100 Tahun Observatorium Bosschagaris ekuatorgaris khatulistiwaGunung Tangkuban PerahuITBobservatorium astronomiObservatorium Bosscha

Editor

Next Post
Salah satu teleskop di Observatorium Bosscha. Foto itb.ac.id.

Ini Peran Para Pendiri dan Aneka Teleskop Observatorium Bosscha

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi ular kobra. Foto AlexandraLysenko/pixabay.com.Kasus Gigitan Ular Meningkat, Pakar UGM Baru Teliti Karakterisasi Bisa Kobra Jawa
    In IPTEK
    Minggu, 16 November 2025
  • Taman Paku di Kebun Raya Indrokilo, Boyolali, Jawa Tengah. Foto kebunrayaindrokilo.boyolali.go.id.Jalankan Lima Fungsi Utama, Kebun Raya Indrokilo dan Banua Dapat Penghargaan
    In Traveling
    Minggu, 16 November 2025
  • Buddy, salah satu unit K9 dari Polres Temanggung berjenis German Shepherd didampingi pawangnya membantu pencarian korban longsor di Cilacap, 15 November 2025. Foto Dok. BNPB.Kadar Air Dalam Tanah Picu Longsor di Cilacap, Waspada Hujan Lebat 19-22 November 2025
    In Bencana
    Sabtu, 15 November 2025
  • Warga Kawasi menggelar aksi boikot jalur produksi PT Harita Group, 15 November 2025. Foto Istimewa.Tuntut Air Bersih dan Listrik, Warga Kawasi Boikot Jalur Produksi Perusahaan Nikel
    In News
    Sabtu, 15 November 2025
  • Tim gabungan melakukan operasi pencarian korban bencana tanah longsor di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat, 14 November 2025. Foto Istimewa.Tanah Longsor di Cilacap, 3 Tewas dan 20 Orang Belum Ditemukan
    In Bencana
    Jumat, 14 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media