Kamis, 28 September 2023
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Observatorium Bosscha Lahir di Tengah Keluarga Ilmuwan di Kebun Teh

Lokasi observatorium yang berada di bawah garis khatulistiwa dinilai unik. Mengapa?

Minggu, 5 Februari 2023
A A
Patung pendiri Observatorium Bosscha, Karel Albert Rudolf Bosscha. Foto itb.ac.id.

Patung pendiri Observatorium Bosscha, Karel Albert Rudolf Bosscha. Foto itb.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Observatorium Bosscha di Bandung, Jawa Barat bukanlah observatorium pertama yang dibangun di Indonesia. Sebelumnya telah dibangun observatorium pertama di Pulau Jawa sekitar 1760 oleh Pendeta Johan Mohr dari gereja Portugis yang terletak di Glodok, Batavia. Dalam observatoriumnya, Mohr berhasil mengamati transit planet Venus pada tahun 1761 dan 1769 ketika Batavia berada sejalur dengan kedua fenomena tersebut.

Sayangnya, tidak ada yang melanjutkan dan mewarisi semua pekerjaan yang dilakukan Mohr. Observatorium pun menghilang dan perkembangan ilmu astronomi terhenti cukup lama hingga didirikannya Observatorium Bosscha di Jawa Barat.

Observatorium Bosscha berdiri pada 1950 di bawah naungan Institut Teknologi Bandung. Sejarah pendiriannya memiliki asosiasi sangat erat dengan perkembangan budaya teh di daerah Parahyangan, Jawa Barat yang dimulai sekitar 1824 oleh beberapa keluarga Belanda yang saling terikat, antara lain van der Hucht, Holle, Rudolf Kerkhoven, dan Karel Bosscha.

Baca Juga: Paul Ho: Dulu Lubang Hitam Hanya Bisa Didengar dan Kini Bisa Dilihat

Beberapa anggota keluarga yang berada dalam perkebunan teh, seperti Karel Bosscha dan Rudolf Kerkhoven juga memiliki ketertarikan dalam bidang ilmiah, terutama astronomi. Mereka menggagas pendirian observatorium astronomi terbaik di belahan bumi selatan.

Kemudian Bosscha dan Kerkhoven membuat sebuah Asosiasi Astronomi Hindia-Belanda di Bandung yang diberi nama Netherlands-Indies Astronomical Association. Tujuan asosiasi adalah membangun dan memelihara observatorium astronomi di Hindia Belanda dan untuk mempromosikan ilmu astronomi.

Pada 12 September 1920, mereka mulai merekrut patron, orang terpelajar, dan politikus berpengaruh sebagai anggota asosiasi. Sementara Karel Bosscha sebagai ketua dan Kerkhoven sebagai sekretaris.

Baca Juga: Satu Abad Observatorium Bosscha

Pada pertemuan dengan para pendiri asosiasi, Karel Bosscha menyampaikan bahwa ia akan mendanai pengadaan teleskop yang panjang fokusnya sekitar tujuh meter. Rudolf Kerkhoven juga menyampaikan akan mendonasikan pendulum richter astronomi, refraktor Zeiss, dan mendanai pengadaan teleskop meridian-jarak yang besar.

Selanjutnya, pada 3 Desember 1920, anggota asosiasi meresmikan nama observatorium yang disepakati dengan nama “Observatorium Bosscha”. Nama itu berasal dari nama salah seorang fisikawan Belanda, Johannes Bosscha, yang merupakan ayah dari Karel Bosscha. Lokasi pendirian observatorium dipilih di daerah Lembang dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut dan terletak 40 kilometer utara Bandung, tepat di selatan Gunung Tangkuban Perahu.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: 100 Tahun Observatorium Bosschagaris ekuatorgaris khatulistiwaGunung Tangkuban PerahuITBobservatorium astronomiObservatorium Bosscha

Editor

Next Post
Salah satu teleskop di Observatorium Bosscha. Foto itb.ac.id.

Ini Peran Para Pendiri dan Aneka Teleskop Observatorium Bosscha

Discussion about this post

TERKINI

  • Guru Besar Ilmu Ekologi Manajemen Satwa Liar IPB UNiversity, Prof. Burhanuddin Masy’ud. Foto ipb.ac.id.Burhanuddin Masy’ud: Konservasi Eksitu Bisa Ubah Satwa Dilindungi Jadi Tak Dilindungi
    In Sosok
    Selasa, 26 September 2023
  • Rapat terbatas Presiden Jokowi membahas masalah Rempang. Foto Dok. BPMI Setpres.Pemerintah Hanya Menggeser Rumah, Walhi: Warga Rempang Jangan Terhasut
    In News
    Selasa, 26 September 2023
  • Peta Pulau Rempang. Foto ugm.ac.id.Diskusi UGM, Ini Alasan Pemerintah Ngotot Bangun PSN Rempang
    In News
    Selasa, 26 September 2023
  • Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Prof. Bambang Suhartanto. Foto ugm.ac.id.Bambang Suhartanto: Beternak Sapi di Bawah Tegakan Perkebunan Sawit
    In Sosok
    Senin, 25 September 2023
  • Tim penjelajah biodiversity BKSDA Kalimantan Tengah. Foto ppid.menlhk.go.id.Jelajah 10 Hari di Kalteng Temukan Potensi 16 Spesies Baru
    In News
    Senin, 25 September 2023
wanaloka.com

©2022 Wanaloka Media

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Wanaloka.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2022 Wanaloka Media