Senin, 27 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Paul Ho: Dulu Lubang Hitam Hanya Bisa Didengar dan Kini Bisa Dilihat

Perkembangan teknologi astronomi memudahkan publik untuk melihat dan mempelajari benda-benda antariksa.

Minggu, 5 Februari 2023
A A
Direktur East Asian Observatory, Prof. Paul Ho. Foto gruber.yale.edu.

Direktur East Asian Observatory, Prof. Paul Ho. Foto gruber.yale.edu.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Lubang hitam (black hole) sejak lama telah berhasil menyita perhatian para ilmuwan. Salah satu capaian terbesar para ilmuwan astronomi tentang lubang hitam dalam lima tahun terakhir adalah foto bayangan lubang hitam supermasif yang sempat menggemparkan dunia pada 2019.

Demikian Direktur East Asian Observatory, Prof. Paul Ho menyampaikan dalam kolokium astronomi bertajuk Studying Gravity Around Black Holes yang digelar Kelompok Ahli Astronomi dalam rangkaian peringatan 100 Tahun Observatorium Bosscha, 27 Januari 2023.

Menggunakan Event Horizon Telescope, para ilmuwan memperoleh gambar lubang hitam di pusat galaksi M87. Peristiwanya diuraikan emisi dari gas panas yang berputar-putar di sekitarnya di bawah pengaruh gravitasi yang kuat di dekat cakrawala.

Baca Juga: Satu Abad Observatorium Bosscha

Foto tersebut sekaligus menjadi bukti kebenaran teori relativitas umum serta fisika dasar secara lebih luas. Namun faktanya, jauh sebelum para ilmuwan berhasil merekonstruksi citra lubang hitam, mereka hanya bisa memperkirakan bentuk dan posisi objek ini melalui gelombang gravitasi yang dihasilkannya.

Mulanya lubang hitam hanya dapat didengar melalui riak suara di antariksa yang dihasilkan dari intervensi gelombang gravitasi. Salah satu proyek yang fokus pada penelitian ini adalah Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO).

Pada tahun 2015 LIGO, berhasil menangkap riak gelombang gravitasi dari hasil tabrakan dua lubang hitam. Temuan ini disempurnakan dengan Subaru Hyper Suprime Cam Project yang berupaya memetakan struktur galaksi dari sebaran materi gelap (dark matter). Hasilnya suatu model yang dapat digunakan untuk memprediksi lengkungan cahaya dari tabrakan lubang hitam melalui panjang gelombang yang berbeda.

Baca Juga: Sudah 883 Gempa Guncang Kota Jayapura Papua dari Sejak Awal Tahun 2023

“Observasi gelombang gravitasi pada dasarnya mendengarkan suara dua objek yang sangat padat ketika mereka bertabrakan. Gelombang ini terdeteksi detektor yang ada sebagai getaran,” jelas Ho.

Selain dapat didengar, keberadaan lubang hitam juga dapat dirasakan melalui gerakan bintang di antariksa. Fenomena ini ditunjukkan melalui sebuah bintang yang mengorbit objek tak terlihat di tengah galaksi.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: 100 tahun100 Tahun Observatorium Bosschablack holegelombang gravitasiGravitational-Wave Observatoryilmuwan astronomilubang hitamObservatorium BosschaorbitProf. Paul Ho

Editor

Next Post
Patung pendiri Observatorium Bosscha, Karel Albert Rudolf Bosscha. Foto itb.ac.id.

Observatorium Bosscha Lahir di Tengah Keluarga Ilmuwan di Kebun Teh

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media