Baca juga: Anggota Komisi IV DPR Soroti Deretan Kasus Pagar Laut yang Tak Kunjung Usai
Dalam diskusi yang membahas riset dan inovasi di bidang energi nuklir tersebut, Anhar menjelaskan bahwa energi nuklir merupakan salah satu bentuk energi baru yang teknologinya telah siap digunakan.
Inovasi teknologi nuklir saat ini telah memasuki generasi keempat. Perkembangan ini ditandai dengan perubahan desain dan keamanan penggunaan teknologi dalam pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
PLTN generasi I yang dibangun sekitar 1954 merupakan prototipe awal yang digunakan untuk pengembangan nuklir damai dan belum bersifat komersial. PLTN generasi II sudah menggunakan teknologi baru dengan pemanfaatan air sebagai pendingin dan moderator mulai dominan, dan bersifat komersial.
Baca juga: Magma Erupsi Gunung Ruang 2024 Alami Dekompresi Setara Erupsi Gunung Vesuvius 79 Masehi
“Generasi II merupakan generasi keemasan PLTN,” ungkap dia.
Selanjutnya, PLTN generasi III dikembangkan dengan peningkatan daya, sistem keamanan, dan perbaikan sistem bahan bakar, serta penerapan sistem pasif yang memanfaatkan hukum alam.
“Generasi IV lebih revolusioner dan fleksibel. Meskipun demikian, masih terbuka luas kesempatan untuk pengembangan riset,” jelas Anhar.
Baca juga: TPA Benowo, Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik di Surabaya
Ia juga meyakinkan bahwa Indonesia perlu menyiapkan energi nuklir sebagai bagian dari rencana aksi mencapai sistem energi bersih atau zero emission energy system. Hal ini dapat dicapai dengan menguasai teknologi, inovasi, dan penguatan sumber daya manusia.
“Sinergi antara energi nuklir dan energi terbarukan akan memperkuat sistem green energy yang berperan dalam mengurangi dampak perubahan iklim,” tambah dia. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM, BRIN
Discussion about this post