Suharyanto mengungkapkan, BNPB merencanakan pembangunan perumahan sementara (huntara) bagi 2.209 KK yang akan direlokasi.
“Pembangunan huntara ini akan dilakukan di empat lokasi potensial di Desa Konga, yang memiliki lahan luas yang cukup untuk menampung warga terdampak. Selain itu, warga yang saat ini mengungsi secara mandiri atau tinggal bersama kerabat akan mendapatkan bantuan berupa dana tunggu perumahan (DTH) sebesar Rp500.000 per KK selama 6 bulan,” tutur Suharyanto.
Proses penanganan dilakukan secara paralel, termasuk pembangunan perumahan tetap (huntap), huntarah, dan perbaikan rumah agar semuanya dapat selesai tepat waktu.
Selain penanganan warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Suharyanto menegaskan, BNPB mengusulkan membangun kembali rumah warga yang terbakar akibat konflik sosial yang terjadi di Adonara Barat, NTT. Konflik ini mengakibatkan 52 unit rumah terbakar dan menelan jiwa korban.
Baca Juga: Pemerintah Daerah Diimbau Bersiap Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi November-Desember
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan, radius zona berbahaya erupsi Gunung Lewotobi telah dikurangi, dan jumlah pengungsi juga mengalami penurunan.
“Yang lebih banyak adalah pengungsi mandiri yang bergabung ke sanak keluarga di sekitar,” kata Pratikno.
Ditegaskannya, pemerintah memastikan semua rencana berjalan, mulai dari rencana rumah sementara (huntara) hingga pembangunan perumahan tetap.
“Dengan cara itu kami akan dapat memberikan layanan yang baik bagi masyarakat terdampak,” ujar Pratikno. [WLC01]
Sumber: BNPB, Kemenko PMK
Discussion about this post