Wanaloka.com – Pemerintah mengupayakan percepatan relokasi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Upaya tersebut dilakukan pemerintah secara pararel, yakni membangun rumah hunian sementara (huntara) sekaligus pembangunan rumah hunian tetap (huntap) bagi warga yang akan direlokasi di tiga lokasi.
Sebanyak 2.209 KK dari enam desa akan direlokasi dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang meletus pada Minggu dini hari, 3 November 2024. Hingga Rabu, 20 November 2024, BNPB menyebutkan, hasil pengurusan sementara sudah terdata 776 KK bersedia direlokasi.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto menyatakan, pemerintah menyediakan dua opsi bagi warga yang akan direlokasi dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Opsi pertama relokasi, pemerintah menyediakan lahan dan rumah yang sudah siap huni bagi warga. Opsi kedua relokasi mandiri, pemerintah akan membangun rumah bagi warga di tanah mereka sendiri, dengan dukungan fasilitas dan infrastruktur yang disiapkan oleh pemerintah.
“Dari hasil pengurusan sementara terhadap 776 keluarga, sekitar 10 persen memilih opsi relokasi mandiri, sementara sisanya memilih relokasi keinginan,” kata Suharyanto dalam Rapat Tingkat Menteri membahas Percepatan Penanganan Pasca Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan Konflik Sosial di Kabupaten Flores Timur, di Kantor Kemenko PMK, pada Rabu, 20 November 2024.
Baca Juga: Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Warga dari Enam Desa Akan Direlokasi
Proses pendataan terhadap warga yang akan direlokasi terus dilakukan BNPB. Sementara pemerintah daerah menetapkan tiga tempat relokasi bagi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Lokasi pertama, berada di Botongkarang (Noboleto), untuk relokasi warga dari Desa Dulipali (223 KK), Desa Nobo (415 KK), dan Klatanlo (346 KK). Lokasi ini berada di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) Lewotobi, sehingga dinilai aman.
Lokasi kedua, Wukoh Lewoloroh terletak di perbatasan Flores Timur dan Sikka. Lokasi relokasi ini berada di kawasan hutan lindung untuk warga Desa Boru (369 KK) dan Hokeng Jaya (457 KK). Tempat relokasi ini berada di pinggir jalan raya dan memiliki lahan yang biasa digunakan untuk berkebun. Namun relokasi di lahan ini masih menunggu persetujuan dari Kementerian Kehutanan karena termasuk kawasan hutan.
Lokasi ketiga Kojarobet di Desa Hewa, yang diusulkan untuk relokasi warga Desa Nawokote (399 KK). Lokasi ini telah dipertimbangkan dengan matang untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan warga yang akan direlokasi.
Baca Juga: Awas Ancaman Banjir Lahar Hujan Gunung Lewotobi Laki-laki
Discussion about this post