Ketiga, warga juga diminta terus meningkatkan kesiapsiagaan apabila terjadi gempa bumi. Sebab tumpukan material vulkanik dari aktivitas erupsi Gunung Ibu telah melebar ke wilayah utara dan barat laut. Gempa bumi dapat menjadi faktor pemicu longsornya material vulkanik berupa pasir dan bebatuan, terutama apabila terjadi hujan yang berkonsentrasi di wilayah hulu atau puncak kawah utama.
Rencana Kontijensi
Sebelumnya, tim pemetaan juga telah berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Barat dan Kodim 1501 Ternate. Upaya tersebut merupakan langkah awal rencana kontijensi yang harus ditindaklanjuti terkait potensi bencana sekunder erupsi Gunung Ibu.
Baca Juga: Maikel Primus, Lestarikan Lingkungan Hidup di Papua yang Berkelanjutan
Hasil pemetaan Tim BNPB akan dianalisa lebih dalam lagi oleh Tim PVMBG untuk kajian terbaru mengenai deformasi kawah, bukaan mahkota kawah dan besaran serta arah lelehan material vulkanik. Data tersebut akan diolah dan diseminasikan kepada pemerintah daerah, kementerian/lembaga terkait termasuk masyarakat sebagai dasar rekomendasi dari potensi bahaya erupsi Gunung Ibu dan bencana turunannya.
Sementara itu, BWS Maluku Utara di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menggunakan data pemetaan Tim BNPB untuk bahan kajian penanganan jangka panjang terkait lahar dingin dengan pemasangan sabo dam, kantung pasir dan sebagainya.
Baca Juga: Gempa Dangkal Guncang Jayapura, Lindu Dalam Goyang Kepulauan Selayar
Untuk jangka pendek, khususnya masa tanggap darurat, Kementerian PUPR menyiagakan alat berat untuk pengerukan dan normalisasi sungai. Tim BWS Maluku Utara juga akan turun ke lapangan secara berkala untuk memonitor langsung apa saja yang perlu dilakukan sebagai antisipasi dan mitigasi bencana sekunder erupsi gunungapi.
Sementara BPBD Kabupaten Halmahera Barat bersama Kodim 1501 dan Polres Halmahera Barat akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, memonitor daerah rawan bencana sekunder. Juga mempersiapkan hal-hal lain yang dianggap perlu dalam penguatan mitigasi, kesiapsiagaan hingga kedaruratan bencana. [WLC02]
Discussion about this post