Butuh pengorbanan untuk bisa melewati quarter life crisis. Rasa lelah dan amarah terkadang menumpuk di atas kepala. Satu pemicu saja bisa meledak tiba-tiba, baik ‘ledakan’ yang positif ataupun negatif.
Ida pun mengingatkan pentingnya self-care yang baik. Bentuk tindakannya sangat beragam, seperti olahraga, membaca, beribadah, dan bersosialisasi.
“Hanya ombak dan badai yang menjadikan pelaut itu tangguh,” pesannya lagi.
Baca Juga: Tips Mencegah Cemas Akibat Omicron: Batasi Baca Berita Lewat Handphone
Piskolog Cania Mutia menambahkan, tanda-tanda saat kita melewati masa sulit dalam quarter life crisis bisa berupa stres, depresi, hingga tindakan bunuh diri. Ia mengajak audiens untuk mengenali karakteristik mental yang sehat. Cirinya adalah merasa baik mengenai dirinya sendiri, memiliki hubungan personal yang bertahan lama, menerima kekecewaan dalam hidup, serta mampu membuat keputusan secara mandiri.
Sementara itu ciri-ciri kesehatan mental saat sedang terganggu, di antaranya mulai dari sering merasa sedih, sulit berkonsentrasi, serta ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan. Tanda yang paling parah adalah saat seseorang memutuskan untuk bunuh diri.
“Self-harm adalah bentuk perilaku menyakiti diri sendiri yang dilakukan individu karena permasalahan yang rumit,” jelas Cania.
Cara mengatasinya bisa dilakukan secara mandiri (self-healing) dengan mengontrol pikiran, perasaan, dan perilaku. Namun, jika kondisinya sudah berat, maka lebih baik untuk melakukan professional healing, baik ke psikolog maupun psikiater. Tujuannya adalah agar mendapat konseling, psikoterapi, dan psikofarmakoterapi yang tepat. [WLC02]
Sumber: uii.ac.id, 15 Maret 2022
Discussion about this post