Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Pohon Sawit Diklaim Tak Sebabkan Deforestasi, Walhi Nilai Prabowo Anti Sains

Pada 2022, KLHK merilis bahwa sawit bukan tanaman hutan. Praktik perkebunannya justru ekspansif, monokultur, dan non prosedural di dalam kawasan hutan, sehingga menimbulkan beragam masalah hukum, ekologis, hidrologis dan sosial.

Kamis, 2 Januari 2025
A A
Perkebunan sawit. Foto Dok. Sawit Watch.

Perkebunan sawit. Foto Dok. Sawit Watch.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Pernyataan Presiden Prabowo Subianto, bahwa tidak perlu takut membuka lahan sawit dan rencana ekstenfikasi sawit, dinilai Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) tidak terlalu mengejutkan. Sebab rencana itu sudah terbaca dari kebijakan dan program yang ada saat ini.

Namun pernyataan, bahwa pembukaan sawit tidak menyebabkan deforestasi karena mempunyai daun, dinilai mengejutkan. Sebab disampaikan seorang Presiden yang seharusnya berbicara berdasarkan sains, pengetahuan, riset dan fakta-fakta yang ada.

Padahal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2022 melalui rilisnya menegaskan bahwa sawit bukanlah tanaman hutan. KLHK juga merinci praktik kebun sawit yang ekspansif, monokultur, dan non prosedural di dalam kawasan hutan, sehingga menimbulkan beragam masalah hukum, ekologis, hidrologis dan sosial.

Baca juga: Gempa Pertama 2025 Dirasakan di Barat Laut Dompu, Terakhir 2024 di Kolaka Timur

“Ini menunjukkan pernyataan Presiden Prabowo tidak berdasarkan data dan fakta yang diterbitkan pemerintah sendiri,” kata Manager Kampanye Hutan dan Kebun Eksekutif Nasional Walhi, Uli Arta Siagian dalam rilis Walhi, 1 Januari 2025.

Berdasarkan data KLHK, sawit ilegal dalam kawasan hutan mencapai sekitar 3,2 juta hektare. Artinya, lahan hutan seluas 3,2 juta hektar telah terdeforestasi akibat ekspansi sawit skala besar.

“Presiden jelas-jelas tidak memakai data pemerintah sendiri saat berbicara mengenai deforestasi dan sawit. Bukan hanya berdampak pada deforestasi, polusi, kerusakan sungai, krisis air, banjir dan longsor serta kebakaran hutan lahan, juga menjadi kerugian yang harus ditanggung rakyat dan lingkungan,” papar Uli.

Baca juga: Potensi Cuaca Ekstrem Menurun, Awal Januari 2025 Puncak Musim Hujan

Tak hanya KLHK, data-data lain juga menguatkan. Pada 8 Desember 2024, Special Rappourteurs dan Kelompok Kerja PBB menyurati Pemerintah Indonesia terkait pelanggaran hak-hak masyarakat adat, degradasi lingkungan hidup, intimidasi dan kriminalisasi terhadap para pembela hak asasi manusia (HAM) yang meluas di industri kelapa sawit. Kondisi ini menambah rentetan keprihatinan atas operasi raksasa kelapa sawit Indonesia, khususnya operasi anak-anak perusahaan AAL di Sulawesi.

Lihat juga, surat terbuka dari 30 organisasi lebih menyoroti pelanggaran lingkungan hidup, hak asasi manusia, dan tata kelola yang dilakukan AAL. Juga menuntut RSPO karena melakukan tindakan greenwashing pada perusahaan kelapa sawit yang berkonflik.

Perluasan ekspansi perkebunan sawit skala besar akan semakin memperpanjang rantai konflik agraria, kerusakan lingkungan, kebakaran hutan dan lahan, bencana ekologis, dan korupsi di sektor sawit. Apalagi dalam pernyataannya, Prabowo meminta polisi dan tentara menjaga perkebunan sawit.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: deforestasilahan sawitpohon kelapa sawitWalhi

Editor

Next Post
Kapal KMP Taka Bonerate, salah satu alat transportasi menuju ke Taman Nasional Taka Bonerate, Sulawesi Selatan. Foto Dok. TN. Taka Bonerate.

Dua Kapal Antar Eksplorasi ke TN Taka Bonerate, Atol Terbesar Ketiga Dunia

Discussion about this post

TERKINI

  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
  • Dosen Departemen Geografi Lingkungan UGM, Dr. Emilya Nurjani. Foto kagama.co.Emilya Nurjani, Sampaikanlah Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dengan Bahasa Mudah Dipahami
    In Sosok
    Jumat, 24 Oktober 2025
  • Ilustrasi kearifan lokal masyarakat adat Kasepuhan Girijaya di Sukabumi, Jawa Barat. Foto Dok. IPB University.Belajar dari Kearifan Lokal Kasepuhan Girijaya dan Tahura Atasi Perubahan Iklim
    In Rehat
    Kamis, 23 Oktober 2025
  • Ilustrasi Walhi tolak PLTGU Batang. Foto Dok. Walhi.Walhi Tolak Proyek PLTGU Batang, Gunakan Gas Fosil Penyebab Emisi Gas Rumah Kaca
    In Lingkungan
    Kamis, 23 Oktober 2025
  • Ilustrasi biwak yang diperjualbelikan di Indonesia. Foto tomas_a_r_81/pixabay.com.Perdagangan Biawak Diperbolehkan, Tapi Jangan Merusak Ekosistem
    In News
    Rabu, 22 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media