Selain ditujukan bagi kalangan profesional seperti barista di kafe, alat ini juga menyasar pengguna rumahan yang ingin menikmati kopi berkualitas dengan kemudahan dan presisi tinggi.
Baca juga: Pabrik PMT Disegel karena Ekspor Udang Beku Terkontaminasi Cesium, Ini Kata Pakar
“Alat ini dapat meningkatkan efisiensi barista karena memungkinkan mereka menyeduh dua atau tiga kopi V60 sekaligus tanpa harus meninggalkan proses lainnya,” ujar Nico.
Dari sisi pengembangan, Pourfect 60 telah melalui proses iteratif selama satu tahun dengan berbagai uji coba teknis dan sensori. Uji rasa pun dilakukan bersama mitra dari QIMTronics, termasuk mantan barista profesional yang memberikan masukan dalam mengoptimalkan rasa kopi hasil seduhan.
Kini, Pourfect 60 tengah dalam proses menuju tahap komersialisasi lebih lanjut oleh pihak QIMTronics. Fokus pengembangan selanjutnya akan ditujukan pada peningkatan aspek mekanik agar produk siap digunakan secara intensif dalam jangka panjang.
Baca juga: Belajar Konsisten Menjaga Hutan dari Masyarakat Adat
Menurut Nico, keterlibatan dalam proyek ini memberinya pemahaman lebih dalam mengenai bagaimana teori yang dipelajari di bangku kuliah dapat diaplikasikan langsung dalam dunia nyata.
“Secara pribadi, saya sangat senang ITB memfasilitasi tugas akhir yang menghasilkan produk nyata seperti ini. Ini menunjukkan bahwa ilmu yang kami pelajari di kelas bisa benar-benar bermanfaat,” kata dia.
Pihak Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB pun memberikan dukungan penuh, baik dari sisi pendanaan, akses laboratorium, hingga konsultasi lintas bidang. [WLC02]
Sumber: ITB







Discussion about this post