Wanaloka.com – Guru Besar dari Fakultas Kehutanan UGM, Prof Wahyu Andayani berharap ke depan pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) harus semakin digalakkan. Upaya tersebut untuk melindungi hutan dan memaksimalkan pemanfaatan hutan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Mengingat sejauh ini, bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan lain sebagainya telah terjadi hampir di seluruh pulau di Indonesia. Sementara masyarakat di sekitar hutan juga masih belum berada dalam kondisi sejahtera.
“Penggalakkan pembangunan KPH ini terutama untuk hutan-hutan di luar Pulau Jawa,” kata Wahyu Andayani dalam webinar bertajuk Pemikiran Bulaksumur Universitas Gadjah Mada Menuju Indonesia Maju 2045 Bidang Agro pada 7 Desember 2021 sebagaimana dilansir dari laman UGM tertanggl 8 Desember 2021.
Baca Juga: Kabupaten Palas Daerah Pertama Tahun 2022 Berstatus Darurat Bencana
Sementara hutan-hutan di Jawa telah “dipangku” oleh Perum Perhutani sehingga telah memiliki kejelasan dalam pengelolaannya. Wahyu menegaskan kejelasan dalam pengelolaan seperti itu merupakan aspek penting dalam pelestarian dan pemanfaatan hutan. Jika suatu saat terjadi bencana, maka penyelesaian masalah dapat lebih jelas dan terarah.
“Jadi, nanti kalau ada peristiwa (bencana) hidrometeorologi (di Pulau Jawa), ya silakan (keluh kesah) dialamatkan ke sana (Perum Perhutani). Jadi, kalau ada banjir, longsor, dan lain sebagainya itu nanti dialamatkan (saja) ke Perum Perhutani. Kira-kira begitu,” tutur Wahyu.
Baca Juga: Jahe Dikembangkan Jadi Obat Terapi Kanker dengan Harga Terjangkau
Sebaliknya, hutan-hutan di luar Pulau Jawa belum ada yang ‘memangku’. Oleh karena itu, perlu dipangku supaya nanti jelas, siapa berbuat apa di kawasan tersebut. Lantaran hampir di seluruh pulau sudah ada terjadi peristiwa (bencana) hidrometeorologi yang disebabkan oleh degradasi dan deforestasi (hutan).
Discussion about this post