Sabtu, 28 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Proyek Panas Bumi di NTT Ditolak Warga, Kementerian ESDM Gandeng UGM

UGM sebagai institusi pendidikan tinggi dianggap punya andil dalam mendukung pengembangan energi panas bumi.

Senin, 5 Mei 2025
A A
Masyarakat adat Poco Lek menolak proyek panas bumi. Foto Dok. AMAN

Masyarakat adat Poco Lek menolak proyek panas bumi. Foto Dok. AMAN

Share on FacebookShare on Twitter

Baca juga: Karangsambung, Laboratorium Alam yang Rekam Sejarah Geologi Pulau Jawa

Kelima, poin terakhir adalah keterbukaan informasi lingkungan. Transparansi dalam kondisi awal lingkungan dan hasil pemantauan dinilai krusial agar masyarakat dapat memahami penyebab perubahan di area sekitar proyek panas bumi serta langkah mitigasi yang diambil.

Informasi ini tidak hanya berguna untuk meredam konflik, tapi juga sebagai dasar evaluasi bersama secara periodik.

“Pengawasan partisipatif pun menjadi lebih mungkin terjadi ketika data terbuka bagi publik,” imbuh dia.

Baca juga: Lilis Sulistyorini, Risiko Kesehatan Akibat Mikroplastik adalah Nyata dan Terukur

Pulau Panas Bumi

Indonesia memiliki potensi besar dalam energi panas bumi atau geothermal sebagai sumber energi bersih dan terbarukan, salah satunya di Pulau Flores, NTT. Berdasarkan data Kementerian ESDM, Flores memiliki lebih dari 30 titik potensi panas bumi dengan total daya mencapai sekitar 900 megawatt.

Sejak 2017, Pulau Flores bahkan mendapat julukan sebagai Pulau Panas Bumi. Keunggulan ini menjadikan Flores sebagai wilayah strategis dalam peta transisi energi nasional. Sayangnya, pemanfaatan energi tersebut masih jauh dari optimal.

Hingga kini, total kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang beroperasi di Flores baru mencapai 18 megawatt listrik (MWe) atau kurang dari 25 persen kebutuhan listrik di wilayah NTT. Akibatnya, lebih dari 75 persen kebutuhan listrik masih dipenuhi dari bahan bakar fosil yang didatangkan dari luar.

Baca juga: Ada Keberlanjutan Ekonomi Masyarakat dari Dampak Konservasi Kekayaan Hayati

Kondisi ini dinilai telah membebani anggaran negara. Tercatat, tak kurang dari Rp790 miliar APBN per tahun digelontorkan untuk kompensasi dan subsidi bahan bakar minyak. Dengan potensi panas bumi yang melimpah, situasi ini dianggap ironi dalam konteks pembangunan berkelanjutan.

Pemerintah menilai, energi panas bumi dapat menjadi solusi jangka panjang untuk kemandirian dan keberlanjutan energi di NTT. Namun pengembangan energi ini tidak selalu berjalan mulus.

UGM sebagai institusi pendidikan tinggi dianggap punya andil dalam mendukung pengembangan energi panas bumi. Kampus ini dapat berkontribusi dalam mencetak sumber daya manusia unggul, meningkatkan kualitas eksplorasi, mengembangkan teknologi ekstraksi yang ramah lingkungan. Juga menyusun kajian ilmiah untuk memastikan pengembangan energi panas bumi berjalan aman, menyejahterakan masyarakat, dan berkelanjutan.

Sebagai kampus dengan semangat pengabdian, UGM juga dapat menjadi jembatan antara teknologi dan kearifan lokal. Dukungan dari akademisi diharapkan memperkuat legitimasi sosial dan ilmiah pengembangan energi di daerah. [WLC02]

Sumber: UGM

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Kementerian ESDMPri Utamiproyek geothermalproyek panas bumiPulau Flores

Editor

Next Post
Ilustrasi ganja medis. Foto TerreDiCannabis_/pixabay.com.

BNN akan Gandeng BRIN untuk Riset Ganja Medis, LBHM Sampaikan Rekomendasi

Discussion about this post

TERKINI

  • Anggrek Dendrobium azureum. Foto Yanuar Ishaq Dwi Cahyo/Fauna & Flora International-Indonesia Programme.Anggrek Biru Raja Ampat Terancam Punah, Tapi Tak Dilindungi Hukum Indonesia
    In Rehat
    Jumat, 27 Juni 2025
  • PLTP Blawan Ijen, Kabupaten Bondowoso yang diresmikan secara hybrid oleh Presiden Prabowo Subianto, Kamis, 26 Juni 2025. Foto: BPMI Setpres.Prabowo Resmikan 55 Proyek Energi Panas Bumi dan Surya, Klaim Nol Emisi Karbon Tepat Waktu
    In News
    Jumat, 27 Juni 2025
  • Lahan proyek food estate yang memakan lahan hutan. Foto Dok. Greenpeace.Komisi IV DPR Janji Undang Aktivis Lingkungan untuk Bahas UU Baru Kehutanan
    In News
    Kamis, 26 Juni 2025
  • Patroli tim Manggala Agni pasca kebakaran hutan di TNTN, Mei 2025. Foto TNTN.Walhi Riau Ingatkan Penertiban Taman Nasional Tesso Nilo Jangan Represif dan Militeristik
    In Lingkungan
    Kamis, 26 Juni 2025
  • Bentrokan di Pulau Rempang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada Kamis, 7 September 2023, terkait proyek pembangunan kawasan Rempang Eco-City. Foto walhiriau.or.id.Seruan Tokoh Lintas Agama, Tolak PSN yang Merusak Lingkungan dan Menggusur Rakyat
    In Lingkungan
    Rabu, 25 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media