Minggu, 1 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Putu Santikayasa, Regulasi Ketat Modifikasi Cuaca Cegah Dampak Buruk Lingkungan

Perak iodida dalam cloud seeding berpotensi menghambat pertumbuhan organisme akuatik dan mengganggu siklus nutrisi di ekosistem air tawar.

Jumat, 11 April 2025
A A
Pakar klimatologi terapan IPB University, I Putu Santikayasa. Foto Dok. IPB University.

Pakar klimatologi terapan IPB University, I Putu Santikayasa. Foto Dok. IPB University.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Ancaman bencana masih membayangi berbagai daerah di Indonesia. Di tengah perubahan iklim yang semakin nyata, teknologi modifikasi cuaca (TMC) hadir sebagai harapan baru dalam mitigasi bencana.

TMC semakin berkembang menjadi solusi untuk mengendalikan intensitas hujan, baik untuk meredam potensi bencana maupun mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air.

Namun Sekretaris Pusat Pengelolaan Peluang dan Risiko Iklim Kawasan Asia Tenggara dan Pasifik (CCROM-SEAP) IPB University, Dr I Putu Santikayasa mengingatkan, meski modifikasi cuaca tidak berdampak permanen, dampak jangka panjang pada lingkungan tetap perlu diperhatikan. Terutama apabila dilakukan secara rutin di lokasi yang sama. Untuk memastikan implementasi yang bertanggung jawab, diperlukan pemantauan dan penelitian berkelanjutan.

Baca juga: Gempa Bogor M4,1 Dipicu Sesar Citarik yang Pernah Aktif Sejak 1968

“Regulasi ketat harus diterapkan agar teknologi ini tidak menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan. Pendekatan berbasis data dengan bantuan teknologi serta analisis yang tepat dapat meminimalkan risiko dari TMC. Jadi masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara maksimal tanpa merugikan lingkungan,” ucap Putu.

Lantas apakah dampak buruk TMC bagi lingkungan?

Putu menjelaskan bahwa TMC merupakan teknik yang digunakan untuk mengubah atau memodifikasi kondisi cuaca tanpa mengubah iklim secara permanen.

Baca juga: Tyto alba, Predator Alami Penyeimbang Ekosistem yang Tak Dilindungi

“Teknik modifikasi cuaca hanya berdampak sesaat karena yang dimodifikasi adalah cuaca, bukan iklim,” kata dosen Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB University ini.

Salah satu metode yang paling umum digunakan dalam TMC adalah penyemaian awan (cloud seeding). Teknik ini memanfaatkan garam untuk mempercepat proses kondensasi dalam awan agar hujan turun lebih cepat.

Manfaat percepatan hujan ini bervariasi tergantung kondisi. Saat musim kemarau, cloud seeding dapat membantu sektor pertanian dan pengelolaan sumber daya air dengan menyediakan curah hujan tambahan.

Baca juga: Anggota Komisi IV DPR Usul Pusat Dapat 50 Persen Pendapatan TWA Pulau Weh

Sebaliknya, saat musim penghujan, teknik ini bisa digunakan untuk mengalihkan hujan dari daerah rawan banjir ke lokasi lain yang lebih aman.

Putu kembali mengingatkan, bahwa modifikasi cuaca tetap harus mempertimbangkan kondisi stabilitas dan status uap air di atmosfer. Selain itu, penggunaan bahan tertentu seperti perak iodida (AgI) dalam cloud seeding masih menuai pro dan kontra terkait dampak lingkungan.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: cloud breakingcloud seedingDepartemen Geofisika dan Meteorologi IPB UniversityI Putu SantikayasaTeknologi Modifikasi Cuaca

Editor

Next Post
Bibit siklon 96S berpotensi menguat di Laut Timor. Foto Dok. BMKG.

Bibit Siklon Tropis di Laut Timor Menguat, Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi daging kurban dibungkus daun jati. Foto kemenagsidoarjo.com.Solusi Penumpukan Sampah Plastik dan Limbah Hewan Kurban Saat Iduladha
    In News
    Sabtu, 31 Mei 2025
  • Suasana aktivitas di sekitar tambang galian C Gunung Kuda di Cirebon usai longsor, 30 Mei 2025. Foto Dok. BPBD Cirebon.Jumlah Korban Longsoran Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon Jadi 14 Jiwa
    In Bencana
    Sabtu, 31 Mei 2025
  • Tim gabungan melakukan evakuasi para korban yang tertimbun longsoran tambang galian C di Gunung Kuda, Cirebon, 30 Mei 2025. Foto Dok. BNPB.Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon Longsor, 10 Orang Tewas Tertimbun
    In Bencana
    Jumat, 30 Mei 2025
  • Peluncuran buku liputan investigsi tentang PSN, 28 Mei 2025. Foto Dok. AJI.Buku Liputan Investigasi 14 Jurnalis Soal Proyek PSN Tiga Daerah Diluncurkan
    In News
    Kamis, 29 Mei 2025
  • Danau Toba di Sumatera Utara. Foto Dok. Kemenpar.Kartu Kuning Sejak 2023, Keanggotaan Kaldera Toba dalam UNESCO Global Geopark Terancam Dicabut
    In Rehat
    Rabu, 28 Mei 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media