Wanaloka.com – Tujuh satwa liar diketahui mati dalam pemeliharaan seorang selebritas. Salah satu penyebab kematian satwa yang dilindungi itu menurut selebritas tersebut karena dehidrasi. Pakar Genetika Ekologi IPB University, Prof. Ronny Rachman Noor menyayangkan kasus kematian satwa tersebut.
“Satwa liar yang dilindungi bukan barang mainan. Bukan juga hewan peliharaan,” tegas Ronny.
Kematian satwa liar itu dinilai dapat mempermalukan Indonesia di mata dunia. Sebab butuh kemampuan, pengalaman dan pengetahuan khusus untuk merawatnya.
Baca Juga: Gempa Dalam Guncang Laut Jawa, BMKG Ingatkan Potensi Tsunami Selatan Jawa
“Tidak boleh seenaknya dipelihara orang awam,” tukas Ronny lagi.
Lebih lanjut ia menjelaskan, salah satu tolak ukur keberhasilan konservasi satwa liar adalah pengembangbiakan satwa. Artinya, apabila satwa liar tersebut tidak bisa berkembang biak, bahkan mengalami kematian dapat dipastikan pengetahuan pengelola akan satwa liar tersebut sangat minim.
Ia meminta agar kematian satwa liar yang dipelihara selebritas tersebut diusut tuntas. Perlu dirunut secara aturan dan kebijakan bagaimana satwa liar yang dilindungi tersebut dapat dipelihara secara perorangan. Apabila tidak diusut, pemeliharaan oleh selebritas dan pemberian izin pemeliharaan akan mempermalukan Indonesia di dunia internasional.
Discussion about this post