Minggu, 1 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Setahun Bentrok dengan Aparat, Warga Rempang Berziarah ke Makam Leluhur

Bagi warga, tanah di Pulau Rempang bagaikan ibu, pemberi kasih sayang pada mereka, juga tanah adat yang diwariskan dan menjadi identitas mereka sebagai orang Melayu.

Sabtu, 7 September 2024
A A
Warga Rempang melakukan ziarah ke makam leluhur, 7 September 2024. Foto Istimewa.

Warga Rempang melakukan ziarah ke makam leluhur, 7 September 2024. Foto Istimewa.

Share on FacebookShare on Twitter

“Kami masyarakat Pulau Rempang ini sangat berbesar hati pada bantuan dari saudara mara dari sudut seluruh Indonesia ini, membela tanah Rempang ini. Karena mereka semua tahu Rempang ini bukan dua tiga hari,” ucap Sani.

Hentikan pendekatan keamanan

Sementara pada akhir Agustus lalu, Solidaritas Nasional untuk Rempang mendapat kabar, bahwa tanggal 31 Agustus 2024, Tim Terpadu yang terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Batalyon Infanteri 136/Tuah Sakti, Kepolisian RI, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Direktorat Pengamanan (Ditpam) Badan Pengusahaan (BP) Batam sekitar pukul 12.00 WIB, berencana membangun Posko Terpadu di Sei Buluh, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang.

Rencana tersebut mendapat penolakan warga dari beberapa wampung. Sebab tempat rencana pembangunan posko terpadu tersebut merupakan pos kamling yang dibangun warga. Pos kamling itu juga digunakan untuk tempat anak-anak atau pelajar menunggu angkutan sekolah.

Baca Juga: Mengoptimalkan Limbah Gigi dan Tulang Hewan untuk Menjernihkan Air

“Atas situasi tersebut, kami menilai pendekatan keamanan di Pulau Rempang, Batam harus segera dihentikan,” kata Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau, Boy J.E Sembiring

Sebab dalam praktiknya, pendekatan keamanan tidak dapat menyelesaikan masalah melainkan hanya akan menambah masalah baru. Pendekatan ini menimbulkan ketakutan di tengah-tengah warga Pulau Rempang. Apalagi masyarakat masih mengalami trauma tragedi kemanusiaan yang terjadi di Pulau Rempang pada 7 September 2023 yang banyak menimbulkan korban luka fisik dan penangkapan sewenang-wenang.

“Kami juga menyoroti keberadaan Batalyon Infanteri 136/Tuah Sakti di lokasi sebagai bagian dari Tim Terpadu. Keberadaan TNI di sana merupakan bentuk pelanggaran Peran, Fungsi dan Tugas Pokok TNI yang profesional berdasarkan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia,” papar Direktur YLBHI- LBH Pekanbaru, Andri Alatas.

Baca Juga: Mengenal Siput Usal yang Biasa Dikonsumsi Masyarakat Pesisir Gunungkidul

Atas kondisi tersebut, Tim Advokasi Solidaritas Nasional untuk Rempang mendesak Presiden Joko Widodo untuk:

Pertama, memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk menarik mundur anggotanya di Pulau Rempang dan keterlibatannya dalam Tim Terpadu yang dapat menimbulkan ketakutan di tengah-tengah asyarakat Pulau Rempang.

Kedua, memerintahkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk Melakukan Kajian Evaluatif dan Partisipatif terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City;

Baca Juga: Jelang SNDC, Pemerintah Perlu Koreksi Komitmen Iklim yang Adil Bagi Kelompok Rentan

Ketiga, memerintahkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk mencabut proyek Rempang Eco City dari Daftar Proyek Strategis Nasional. Serta menghentikan segala aktifitas yang berhubungan dengan proyek tersebut di Pulau Rempang karena terbukti menimbulkan kerugian yang besar bagi warga Rempang.

Keempat, membentuk tim independen dengan keterwakilan masyarakat sipil yang memadai untuk melakukan kajian evaluatif tentang penggunaan kekuatan kepolisian dan TNI dan eksesnya terhadap keamanan warga negara dalam penanganan konflik agraria. [WLC02]

Sumber: Walhi Riau

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: LBH Pekanbarumakam leluhurPulau Rempang BatamRempang Eco CityWalhi Riau

Editor

Next Post
Ilustrasi air laut pasang. Foto DominikRh/pixabay.com

Kenaikan Muka Air Laut dan Penurunan Tanah Tak Masuk Kategori Bencana

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi daging kurban dibungkus daun jati. Foto kemenagsidoarjo.com.Solusi Penumpukan Sampah Plastik dan Limbah Hewan Kurban Saat Iduladha
    In News
    Sabtu, 31 Mei 2025
  • Suasana aktivitas di sekitar tambang galian C Gunung Kuda di Cirebon usai longsor, 30 Mei 2025. Foto Dok. BPBD Cirebon.Jumlah Korban Longsoran Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon Jadi 14 Jiwa
    In Bencana
    Sabtu, 31 Mei 2025
  • Tim gabungan melakukan evakuasi para korban yang tertimbun longsoran tambang galian C di Gunung Kuda, Cirebon, 30 Mei 2025. Foto Dok. BNPB.Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon Longsor, 10 Orang Tewas Tertimbun
    In Bencana
    Jumat, 30 Mei 2025
  • Peluncuran buku liputan investigsi tentang PSN, 28 Mei 2025. Foto Dok. AJI.Buku Liputan Investigasi 14 Jurnalis Soal Proyek PSN Tiga Daerah Diluncurkan
    In News
    Kamis, 29 Mei 2025
  • Danau Toba di Sumatera Utara. Foto Dok. Kemenpar.Kartu Kuning Sejak 2023, Keanggotaan Kaldera Toba dalam UNESCO Global Geopark Terancam Dicabut
    In Rehat
    Rabu, 28 Mei 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media