Wanaloka.com – Pendakian Taman Nasional (TN) Gunung Rinjani resmi dibuka kembali pada 11 Agustus 2025 lalu usai serangkaian tragedi kecelakaan yang menimpa sejumlah wisatawan asing di sana. Selama penutupan sementara, Kementerian Kehutanan bersama Badan Search dan Rescue Nasional (Basarnas), Kementerian Pariwisata, Pemprov Nusa Tenggara Barat, dan para mitra dan masyarakat melakukan langkah-langkah pembenahan untuk meningkatkan tata kelola wisata pendakian gunung di seluruh Indonesia, khususnya di TN Gunung Rinjani.
“Usai dibuka kembali, TN Rinjani menerapkan standard operational procedure (SOP) yang baru,” kata Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni, Rabu, 13 Agustus 2025.
Pertama, kerja sama dan koordinasi telah dilakukan dengan kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan pihak-pihak terkait.
Baca juga: Walhi Aceh Ingatkan Proyek GAIA Memperpanjang Penggunaan Bahan Bakar Fosil
Kementerian Kehutanan telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Basarnas, serta menjalin koordinasi intensif dengan Kementerian Pariwisata dan Pemerintah Provinsi NTB.
Kedua, Perbaikan tata kelola yang dimulai dengan penyempurnaan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) secara nasional dan pertama kali diterapkan di Rinjani.
NSPK tersebut, meliputi Grading Jalur Pendakian Gunung secara nasional, khususnya yang dikelola Ditjen KSDAE (Taman Nasional dan Taman Wisata Alam), untuk menentukan tingkat kesulitan jalur pendakian berdasarkan risiko.
Baca juga: Kucing Hutan, Kucing Lokal Indonesia Sebagai Pengendali Hama Alami
Hasil grading menunjukkan tiga jalur pendakian dengan Grade V (sangat sulit), yaitu Gunung Carstenz dan Gunung Trikora di TN Lorentz dan Gunung Leuser di TN Gunung Leuser. Sementara Gunung Rinjani masuk dalam Grade IV (sulit).
Penyusunan Modul SOP Pendakian yang menjadi pedoman seluruh UPT pengelola pendakian dalam menyempurnakan SOP. Penyusunan SOP harus memperhatikan tingkat grade jalur pendakian dan kondisi setempat.
Penyempurnaan SOP Pendakian TN Gunung Rinjani yang disesuaikan dengan grade jalur dan modul SOP, serta masukan dari para pemangku kepentingan. BTN Gunung Rinjani telah mengadakan roadshow evaluasi SOP di semua jalur pendakian dan FGD bersama seluruh stakeholder.
Baca juga: Pemerintah Andalkan OMC Atasi Karhutla, Habiskan Rp300 Juta Per Jam
“Dengan SOP yang disempurnakan, pendakian Rinjani kini lebih ketat, hanya diperbolehkan bagi pendaki berpengalaman,” imbuh Raja Juli.
Menurut Raja Juli, grading jalur pendakian akan menjadi panduan awal bagi pendaki menuju keselamatan pendakian. Kemudian lahir modul SOP pendakian gunung, SOP detail tentang apa yang boleh, tentang kuota tampung daya dukung. Harapannya, semua bisa berjalan dengan nyaman, aman dan selamat.
“Dan semoga tersosialisasikan dengan baik, terutama juga tour operator,” jelas dia.
Baca juga: Teknologi ForeINTiFlood Ungkap Tiga Titik Rawan Jalur Masuk Rob di Pekalongan
Kemudian yang akan segera dikerjakan adalah penyusunan dan simulasi Rencana Kontigensi Kondisi Membahayakan Manusia (Renkon KMM). Kegiatan tersebut dikoordinir Basarnas yang akan dilaksanakan akhir Agustus 2025







Discussion about this post