Wafid mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Iya dan pengunjung tidak mendekati kawasan dan melakukan aktivitas, baik darat dan laut di dalam radius 2 km dari kawah aktif. Serta tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun.
Baca Juga: Arif Satria, Ada 10 Sumber Bioenergi Potensial untuk Transisi Energi
“Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan pemerintah daerah serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya. PVMBG akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Nusa Tenggara Timur dan Satlak PB setempat dalam memberikan informasi tentang kegiatan Gunung Iya,” kata Wafid.
Secara administratif, Gunung Iya berada di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur dan secara geografis puncaknya terletak pada posisi 8.897 derajat LS, 121.645 derajat BT dan memiliki ketinggian 637 m di atas permukaan laut. Iya merupakan gunung api stratovulkanik yang meletus sejak tahun 1671 hingga erupsi terakhir tahun 1969. Selang waktu erupsi antara 1 – 60 tahun.
Karakteristik letusan Gunung Iya umumnya berlangsung di kawah utama melalui letusan magmatik yang menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu pijar, dan aliran lava disertai adanya runtuhan pada puncak Gunung Iya. Terdapat rekahan berkembang di sekeliling kawah aktif menunjukkan zona lemah di dalam gunung api yang kemungkinan akan mengakibatkan longsoran besar ke arah laut saat terjadi letusan yang akan datang. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM
Discussion about this post